Samarinda - Selasa(26/12/2016), Ruas Jalan Yos Sudarso Samarinda mendadak mencekam. Puluhan pengguna jalan yang melintas mengikuti seorang pria yang berjalan di median jalan.
Di belakang pria tersebut, sejumlah polisi dengan membawa senjata api mengikutinya. Tak seorang pun warga berani mendekat. Pria yang diketahui bernama Zakaria itu membawa sebilah mandau yang diikat di pinggangnya.
Pria 49 tahun itu terus berjalan dan tak memperdulikan perkataan polisi yang menyuruhnya berhenti.
Polisi telah memerintahkan untuk menyerahkan mandau yang ia bawa. Sesekali polisi mengancam akan menembak. Namun warga Jalan Juanda 10, Samarinda Ulu itu tak gentar.
Banyak warga yang mengikuti untuk menyaksikan proses penangkapan Zakaria dari dekat. Akibatnya, arus lalu lintas kendaraan menjadi macet.
Zakaria mulai bertingkah. Ia tetap tak mau menyerahkan mandaunya. Dia bahkan mengancam untuk tak segan-segan melukai jika polisi terus mendekat.
Polisi pun terpaksa menembakan pistol stun gun yang tepat mengenai punggung Zakaria.
Tembakan itu tak membuat bapak satu anak itu terluka. Reaksi kejut dari tembakan itupun tak dirasakan Zakaria. Maklum ketika itu Zakaria mengenakan empat lapis baju dan jaket.
Polisi semakin tak sabar. Sejumlah personel dari Polsekta Samarinda Ilir datang untuk membantu proses penangkapan. Zakaria selanjutnya dikepung dengan moncong senjata mengarah langsung kepadanya.
“Menyerah kalau tidak kami tembak,” ucap tegas seorang polisi dengan pistol diarahkan ke bagian kaki Zakaria.
Instruksi polisi itu membuat Zakaria terjepit. Ia kebingungan. Polisi sudah mengepungnya. Begitu lengah polisi langsung menerjang Zakaria hingga tersungkur di tanah.
Zakaria tak bisa melawan karena polisi yang menindihnya membuatnya tak bisa bergerak. Mandau yang masih terselip di pinggang Zakaria lebih dulu diamankan polisi. Setelah itu kedua tangannya diborgol.
“Kenapa saya dibeginikan. Saya tidak bunuh orang,” teriak Zakaria.
Warga yang ramai sejak awal berusaha mendekat, namun polisi bergegas memblokir agar tak seorang pun warga melakukan penganiayaan terhadap Zakaria yang ternyata mengidap gangguan jiwa.
“Awalnya dia (Zakaria, Red) datang ke Masjid Raya Darusallam dan membuat jamaah masjid ketakutan. Dia datang dengan membawa mandau,” kata Kapolresta Samarinda Kombes Pol M Setyobudi Dwi Putro, melalui Kapolsekta Samarinda Ilir Kompol Yovan Fatika didampingi Kanit Reskrim Ipda Purwanto.
Walau mandau yang dibawa tak dihunuskan, namun Zakaria membuat pengurus masjid khawatir sehingga bergegas memberitahu polisi.
“Anggota kami langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP), tapi dia sudah bergeser dari areal masjid menuju ke arah pelabuhan. Dia memang sudah diikuti sejumlah anggota Satuan Sabhara Polresta Samarinda yang berupaya melakukan negosiasi agar dia mau menyerahkan mandaunya,” pungkasnya. (*/samarindapos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar