Senin, 23 Januari 2017

Indonesia Raya Incorporated Perwujudan Sila ke 5. Kiki Syahnakri: Hegemoni Asing Bikin Resah



 Gerakan Ekayastra Unmada Semangat Satu Bangsa terus menggaungkan nilai-nilai Pancasila khususnya sila ke 5 dalam Konsep Indonesia Raya Uncorporated (IRI).

Hal ini sengaja dilakukan guna mewujudkan sebuah 'lokomotif' dalam pembangunan yang pada akhirnya dapat mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat, sehingga mampu mengantisipasi berbagai ' serangan' asing dalam berbagai bentuk.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Letjen (Purn) Kiki Syahnakri pada focus group discussion (FGD) bertema "Indonesia Raya Incorporated, Energi sebagai Alat Strategis Pemersatu Bangsa" yang digelar Hotel Horison Kings Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Senin (23/1/2017).

Acara tersebut dipandu secara langsung oleh dosen ekonomi Universitas Indonesia Sari Wahyuni dan Pemimpin Redaksi Batam Pos Yosh Suchari.

Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Gerakan Ekayastra Unmada AM Putut Prabantoro serta belasan akedimisi dari berbagai Universitas yang ada di Indonesia.

Diantaranya, Munawar Ismail (Universitas Brawijaya, Malang), Agus Trihatmoko (Universitas Surakarta), Benaulus Saragih (Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur), Mudrajat Kuncoro (Universitas Gadjah Mada/UGM Yogyakarta), Werry Darta Taifur (Universitas Andalas), Darsono (UNS), Syamsudin (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Winata Wira (Universitas Maritim Haji Raja Ali, Kepulauan Riau), dan Tulus Tambunan (Universitas Trisakti).

Kiki Syahnakri juga mengingatkan Indonesia perlu mewaspadai 'perang' generasi ke empat, yakni perang yang menggunakan instrumen-instrumen sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

"Dulu, penguasaan sebuah negara menggunakan hard power atau menggunakan kekuatan militer. Sekarang, negara-negara adidaya menggunakan soft power melalui instrumen sosila, budaya, ekonomi, dan politik. Negara adidaya masuk Indonesia dengan kulo nuwun," tuturnya.



Dan saat ini, jelasnya, kekuatan asing masuk ke Indonesia, melalui jalur politik dengan cara pembajakan negara.

Dimana mereka mempengaruhi para pembuat Undang-undang atau mengamendemen UUD 1945.

"Akibatnya, konon katanya ada lebih seratusan Undang-undang yang lahir sebagai turunan dari amendemen UUD 1945 yang sangat terpengaruh kepentingan asing,"jelasnya.

Dan saat ini, bagi Indonesia ada dua hal  yang sangat mengancam Yakni perang dua kekuatan besar Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, serta Ideologi transnasional.

AS dan Tiongkok sebagai negara hegemonik predatorik, ujar Kiki, memiliki kepentingan yang sangat besar terhadap Indonesia.

Presiden Tiongkok Xi Jin Ping, katanya,mengeluarkan kebijakan Jalur Sutra abad ke-21.

"Kebijakan itu untuk mengamakan pangan dan energi. Caranya dengan memberi bantuan ke banyak negara, seperti ke Indonesia dan Timor Leste,"terangnya.

Selanjutnyam, Tiongkok membangun banyak proyek di luar negeri, namun dengan syarat warga negaranya menjadi pekerja, Kebanyakan warga negara yang bekerja di luar negeri itu tidak kembali ke negara mereka, bahkan telah 'bersosialisasi' dengan warga sekitar hingga akhirnya menikah di negara terkait.

"Sebagai contoh di Timor Leste, Ada salah satu desa yang kepala desanya adalah mantan warga negara Tiongkok. Menurut informasi yang saya dapat, merupakan bagian dari program pemerintah Tiongkok itu," tuturnya.



Menurut Kiki, negara-negara adidaya tidak ingin Indonesia menjadi negara yang kuat dan besar.

Sehingga saat ini, marak terjadinya adu domba antar suku, agama, ras, dan golongan. Dan hal ini merupakan bagian dari hegemoni asing yang ingin membuat Indonesia tidak stabil.

"Bagi Indonesia, situasi seperti itu menjadi ancaman. Nilai-nilai Pancasila luntur, toleransi menipis, dan terorisme mendapatkan angin," katanya.

Namun, menurut Kiki, ancaman-ancaman itu tidak akan berarti apa-apa jika Pancasila, terutama sila ke-5 bisa diwujudkan.

Dalam konteks ini, Indonesia Raya Incorporated (IRI) bisa menjadi lokomotif bagi terwujudnya sila ke-5 Pancasila itu. Kiki pun memuji Gerakan Ekayastra Unmada yang terus mendorong terwujudnya IRI.

"IRI merupakan terobosan dalam rangka mewujudkan sila ke-5. Jika keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat terwujud, hegemoni asing itu bisa ditangkal," tuturnya.(*)

Sabtu, 21 Januari 2017

Belasan Akedemisi Se-Indonesia Kumpul di Batam Bahas Indonesia Raya Incorporated




Sebanyak 14 akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia bersama Ketua Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD), Kiki Syahnakri akan berkumpul di Batam dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD), 22 hingga 23 Januari 2017 mendatang.

Bahasan diskusi adalah sebuah konsep bernama Indonesia Raya Incorporated (IRI), sebuah gagasan tata kelola baru sumber daya energi dengan pendekatan pemerataan kemakmuran bagi wilayah-wilayah Indonesia. IRI, diyakini mampu membuat mafia sumber ekonomi menjadi gerah. Seperti apa konsepnya?

Wajah AM Putut Prabantoro terlihat resah, Selasa (17/1/2017). Gelisah Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada-Semangat Satu Bangsa itu rupanya soal kekhawatirannya atas kondisi Indonesia yang berada di tepi jurang krisis kedaulatan.

Krisis tersebut, kata Putut, tak semata di sektor sosial dan keamanan, namun juga di sektor politik dan ekonomi dan politik.
Kegelisahan itu pula yang mendorong dirinya dengan menggandeng sejumlah rekan wartawan lewat Gerakan Ekayastra Unmada-Semangat Satu Bangsa (dari wartawan, oleh wartawan, untuk Indonesia), menginisasi IRI.

Putut menegaskan gagasan utama dari IRI adalah perlunya negara bersama warganya menguasai industri tak hanya di hilir namun juga di bagian hulu.

Semangat pemerataan kemakmuran pada ide IRI itu diejawahtahkan dalam dalam bentuk ''perkawinan'' antara BUMN dan BUMD di sebuah sumber ekonomi dengan melibatkan penyertaan modal dari BUMD Provinsi dan Kabupaten seluruh Indonesia.

"Perkawinan antara BUMN dan BUMD (provinsi dan kabupaten) di tempat sumber ekonomi berada menghasilkan entitas baru, misalnya PT X. Sebagian saham dari PT X akan dijual kepada BUMD (Provinsi dan Kabupaten) yang ada di seluruh Indonesia. Kepemilikan saham BUMD (Provinsi dan Kabupaten) di PT X dapat membentuk entitas baru atau bisa juga tidak, jika ada entitas baru, sebut saja PT Y," papar Putut.



Secara sederhana, Putut memaksudkan tercipta sebuah pasar saham dengan mekanisme baru di mana tiap provinsi atau kabupaten yang tidak atau kurang memiliki sumber ekonomi juga mendapat 'share' atas sumber ekonomi yang ada sebuah wilayah lewat kepemilikan saham.

"Entitas baru, PT Y, kemudian akan menjual sebagian sahamnya kepada seluruh rakyat yang ber-KTP Indonesia dengan mekanisme pasar saham yang baru," katanya.

Jika mekanisme itu sudah terjadi, lanjut Putut, yang diperlukan adalah lokomotif-lokomotif ekonomi.

BUMN-BUMN yang kuat seperti Pertamina, PGN, PLN dan lain-lain, masing-masing harus menjadi penggerak ekonomi bagi BUMD-BUMD dan bukan bergabung menjadi satu membentuk holding.

"Percepatan ekonomi IRI adalah membawa sebanyak-banyaknya gerbong ekonomi BUMD Provinsi dan Kabupaten untuk memperkuat ekonomi masing-masing daerah. Holding BUMN dan BUMD seluruh Indonesia untuk satu sumber ekonomi akan terjadi di Pasar Saham IRI," katanya.

Putut menyebut, mekanisme dan tata kelola ini akan mendorong transparansi, fair competition, Good Corporate Governance (GCG) dan anti-korupsi karena semua pihak yang terlibat akan saling mengawasi. Ujungnya, para mafia sumber ekonomi dan energi juga tak bisa lagi bergerak.

"Selain itu, konsep ini pada bidang sumber daya manusia, karena kekurangan SDM yang tidak berkualitas akan ditutupi dari daerah lain sehingga konteks putra daerah terhapuskan," lanjutnya.

Selain itu, suplai bahan (local content) dan ekonomi kerakyatan mulai dari ojek, penyewaan truk hingga Warung Tegal bagi akan bertumbuh karena memenuhi permintaan wilayah sumber-sumber ekonomi.

Dalam konteks IRI, katanya, ikatan kebangsaan akan tumbuh berdasarkan kepentingan nasional karena di ujung IRI akan muncul pemerataan kesejahateraan dan kemakmuran bersama.

"Sebagai catatan, untuk menjelaskan istilah “dikuasai negara'' sesuai pasal 33 UUD 45, konsep IRI mensyaratkan pemerintah masing-masing (pusat ataupun otonom) harus menguasai saham mayoritas minimal 51 persen dari Badan Usaha baik Milik Negara, Milik Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Kabupaten," ujar dia.

Putut berencana memaparkan gagasan IRI ke Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Bappenas dan pemangku kepentingan lainnya dalam waktu dekat.

Kesimbangan dan Keadilan Antarwilayah
Konsep IRI ini sudah dipaparkan Putut pada Ketua Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) Kiki Syahnakri.

Melalui IRI, kata Kiki, perpecahan akibat tidak meratanya kesejahteraan bisa diatasi sekaligus menjaga kedaulatan NKRI dari rongrongan asing.

"PPAD pasti mendukung wawasan Nusantara sebagai suatu kesepakatan, cara pandang bangsa tentang lingkungan. Bukan hanya kesatuan teritorial, tetapi juga sosial, politik, ekonomi, dan budaya," kata Kiki.

Dukungannya terhadap IRI lantaran konsep tersebut berusaha mewujudkan keseimbangan dan keadilan dalam ekonomi.

Terlebih, inti dari IRI yang digagas Gerakan Ekayastra Unmada-Semangat Satu Bangsa (dari wartawan, oleh wartawan, untuk Indonesia) itu adalah penguasaan negara dan rakyat Indonesia, atas industri baik industri hilir dan hulu.

"Setiap wilayah memiliki sumber daya yang berbeda-beda karena itu dalam konteks kesatuan ekonomi harus ada kesimbangan dan keadilan antarwilayah. Dalam konteks kesatuan ekonomi, ide pembentukan IRI sangat bagus, karena berdasarkan wawasan Nusantara," ujarnya.

Mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu mewanti-wanti, ketidakmerataan kesejahteraan bisa menyebabkan disintegrasi.

Daerah yang kaya akan berkeinginan untuk memisahkan diri karena ingin maju sendiri, sementara daerah yang miskin juga ingin memisahkan diri karena merasa tidak sejahtera.

Bagaimana langkah nyata mewujudkan IRI menurut Kiki?
"Tidak mungkin melalui Kepres. Harus dituangkan dalam undang-undang agar bisa mengikat daerah. Undang-undang Minerba apa mungkin? Atau, di undang-undang otonomi daerah?" kata Kiki.

Kiki menekankan perlunya jaminan konstitusi dan perangkat negara untuk merealisasikan konsep IRI.

Dia menyarankan segera dilakukan uji materi sejumlah UU ke Mahkamah Konstitusi (MK) jika memang belum ada pengaturan di dalam sejumlah UU yang ada saat ini. Kiki menyebut, di sinilah PPAD bisa mengambil peran.

Konsep IRI, menurut Kiki, tidak hanya perlu direalisasikan dalam sektor energi dan pertambangan namun juga sektor perkebunan dan sektor ekonomi lainnya.

Selain dapat mencegah disintegrasi, pembentukan IRI diyakini dapat pula menjaga kedaulatan Indonesia dari rongrongan negara lain. (*)

Rabu, 11 Januari 2017

Konsumsi Air di Kota Batam Cukup Tinggi

(*) Duriangkang Dulu dan Sekarang (3)

Bertambahnya jumlah penduduk serta banyaknya pelanggan dan kondisi air baku yang terbatas , membuat PT Adhya Tirta Batam mengimbau masyarakat Kota Batam untuk lebih menghemat air.

ATB memang perusahaan air bersih yang mengambil keuntungan dari jasa penyediaan air, tetapi ATB juga memiliki kepedulian terhadap ketersediaan cadangan air baku.

Hal ini sangat penting, mengingat air bukanlah hanya kebutuhan satu atau sekelompok orang saja, melainkan kebutuhan bagi seluruh mahluk hidup yang ada disekitarnya.

Berdasarkan data yang dilansir dari BP Batam di media cetak di Batam, Deputy IV BP Batam, Robert Purba Sianipar mengatakan selama tahun 2015 pemakaian air bersih di Kota Batam mencapai 2.948 liter/detik. Sedangkan pada tahun 2016, mencapai 3.154 liter/detik.

Dan diprediksi pada tahun 2017, 2018 dan 2019 pemakaian air di kota Batam bakal mencapai 3.375 liter/detik, 3.611 liter/detik dan 3.864 liter/detik.

Dengan demikian, kebutuhan air bersih sudah mencapai batas maksimal produksi dari semua waduk sebanyak 4.135 liter/detik.

Sementara, pola kebutuhan konsumsi air bersih warga di Kota Batam masuk dalam kategori “boros”.

Kebutuhan air bersih bagi penduduk Batam terbilang tinggi, bahkan jauh melebihi rata-rata pemakaian kota-kota besar di Indonesia dengan kebutuhan 130 liter perorang setiap harinya.

"Kebutuhan air di Batam 199 liter perorang  per hari. Jumlah ini jauh melebihi standar pemakaian air di kota-kota besar di Indonesia diangka 130 liter perorang setiap harinya. Bahkan merujuk pada data yang dirilis dari WHO dan Permenkes, hak dasar manusia atas air yaitu sebesar 60 liter perorang setiap harinya," jelas Enriqo Moreno, Corporate Communication Manager ATB.

Dengan perbandingan tersebut, ditambah dengan kondisi sumber air baku di Batam yang sangat terbatas, akan sangat sulit.

Setidaknya sebagai pelanggan, sudah mulai harus sadar akan pentingnya men.(*)

Selasa, 10 Januari 2017

Waduk Baloi Tinggal Kenangan

*) Duriangkang Dulu dan Sekarang (2-8)




Banyaknya aktivitas masyarakat di kawasan resapan air, menjadi catatan penting bagi Pemerintah untuk menertibkannya.

Mengingat ‘tragedi’ yang terjadi pada Waduk Baloi ini, kiranya jangan sampai dialami oleh waduk lainnya.

Sejak dibangun pada tahun 1977 oleh Otorita Batam, Waduk Baloi memiliki kapasitas sebanyak 30 liter per detik dan melayani pelanggan ATB di kawasan Pelita, Jodoh, Nagoya dan sekitarnya.



Namun, waduk ini akhirnya ditutup pengoperasinya akibat kondisi air baku yang sudah tidak ekonomis untuk diolah menjadi air bersih dan berubah menjadi Septic Tank massal yang berasal dari rumah liar dan banyak ditumbuhi enceng gondok.

Ironisnya kondisi tersebut juga sudah mulai dialami oleh beberapa waduk lainnya yang dimiliki oleh BP Batam.

Selain oleh limbah rumah tangga, alih fungsi lahan sekitar waduk untuk perumahan juga menjadi penyebab menurunnya kapasitas waduk.

President Director ATB, Ir Benny Andrianto MM pernah mengingatkan bahwa ATB tidak dapat melakukan pengembangan bila tidak ada penambahan air baku.

Dan sehebat-hebatnya ATB dalam mengelola air, tidak akan bertahan tanpa adanya air baku.

Oleh karena itu, sebuah tantangan yang sangat besar bakal dialami Batam dalam hal ketersediaan air bersih. Dan semuanya kembali kepada Pemerintah.

Pemerintah harus lebih bijak lagi dalam hal pengawasan terhadap pembangunan rumah liar, kerambah dan peternakan, serta pengaturan alokasi lahan dan mekanisme pembuangan limbah juga perlu diperhatikan agar waduk tidak terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya, yang pada akhirnya menurunkan kualitas dan kapasitas waduk.(*)

Senin, 09 Januari 2017

Waduk Tadah Hujan Jadi Andalan Kota Batam



(*) Duriangkang Dulu dan Sekarang (1-8)

Kawasan Nagoya dan Tanjunguma Batam tempo dulu. Foto/ Otorita Batam

Sebagai daerah industri yang juga berbatasan dengan negara Singapura dan Malaysia, Pulau Batam disibukkan dengan berbagai aktivitas. Mulai dari Ekspor dan Impor barang, alih kapal, perdagangan bebas, hingga jalur pendistribusian barang dan penumpang baik dari dalam maupun luar negeri.

Pulau Batam sendiri, merupakan kota terbesar di Kepulauan Riau dan kota terbesar keempat di wilayah Sumatera setelah Medan, Palembang dan Pekanbaru.

Dan merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.

Kini, berdasarkan data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah penduduk Batam sudah mencapai 1.164.352 jiwa.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, saat itu masyarakatnya masih mengandalkan kedekatan dengan Singapura dan Malaysia.

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah penduduk, Otorita Batam mempersiapkan berbagai infrastruktur guna memenuhi kebutuhan Batam sebagai kota modern. Diantaranya menyediakan air bersih yang merupakan elemen penting sebuah kota berkembang.

Hal tersebut ditandai dengan pembangunan waduk Baloi pada tahun 1977. Dan mulai beroperasi setahun kemudian dengan kapasitas 30 liter per detik, dengan dilengkapi instalasi pengolahan air (IPA) dan mengaliri masyarakat di kawasan Pelita, Jodoh, Nagoya dan sekitarnya. Namun saat ini waduk Baloi telah ditutup.

Selanjutnya pada tahun 1978, Otorita Batam membangun Waduk Nongsa untuk melayani pelanggan di wilayah Nongsa, Batubesar dan sekitarnya, serta Waduk Sei Harapan yang melayani wilayah Sekupang dan sekitarnya dan mulai beroperasi pada tahun 1979 dengan kapasitas abstraksi 60 liter per detik dan 210 liter per detik.

Kemudian pada tahun 1985, Otorita Batam kembali membangun Waduk Sei Ladi dengan kemampuan abstraksi sebesar 240 liter per detik yang ditujukan untuk masyarajkat di wilayah Jodoh, Tiban, Baloi, Tanjung Uma dan sekitarnya.

Sementara Waduk Mukakuning dibangun 1989 yang ditujukan untuk masyarakat Batuaji, Sagulung, Tanjunguncang dan sekitarnya dengan kemampuan abstraksi 310 liter per detik.

Sehingga pada pertengahan 1990, Kota Batam memiliki Waduk dengan total kemampuan abstraksi 850 liter per detik



Proses Pembangunan Waduk Duriangkang. Foto/DOK/Otorita Batam 
 

Sementara itu, Waduk yang paling besar diantara waduk lainnya milik Otorita Batam adalah Waduk Duriangkang yang dibangun pada tahun 1990.

Air bersih dari waduk ini, untuk memenuhi kebutuhan air bersih (70 Persen) di hampir seluruh wilayah Batam. Mulai dari Kecamatan Sei Beduk, Sukajadi, Batam Centre, Nagoya, Sungai Panas, Bengkong, Batu Ampar, hingga Tanjung Sengkuang.

Dalam kondisi normal, Waduk Duriangkang dapat menampung air baku hingga 78 juta m3. Namun demikian, kapasitas tersebut tidak semuanya bisa diolah.

 "Duriangkang sendiri saat ini mencukupi 151.466 pelanggan ATB di wilayah Batu Besar, Kabil, Batam Centre, Bengkong, Nagoya, Jodoh,Sengkuang, dan Batu Merah dengan konsumsi air bersih setiap bulan mencapai 2.485.664 m3," kata Enriqo Moreno, Corporate Communication Manager ATB.

Kesemua waduk ini, memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Pulau Batam yang bersumber dari air hujan.  Dan pemilihan air baku dari air hujan ini terbilang disengaja, mengingat Batam tidak memiliki sumber daya alam yang bersumber dari air tanah (mata air).

Selain itu, kontur tanah di pulau Batam relatif sulit untuk terjadinya resapan air, sehingga air hujan yang jatuh sebagian besar mengalir dipermukaan dan langsung ditampung dalam waduk.

Dan sejak melakukan konsensi dengan Otorita Batam pada 1995 lalu, PT Adhya Tirta Batam (ATB) menangani Instalasi Pengolahan Air (IPA) untuk mengolah air baku menjadi air bersih sesuai standar World Health Organization (WHO) dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), untuk selanjutnya didistribusikan kepada pelanggan ATB yang sudah berjumlah lebih dari 250 ribu. (*)

Sabtu, 07 Januari 2017

Telkomsel Buka Lowongan Kerja.Buka Disini Persyaratannya



Masih sibuk mencari kerja di akhir tahun? Anda dapat coba melamar lowongan kerja di Telkomsel.

Telkomsel merupakan pemimpin pasar industri telekomunikasi di Indonesia yang kini dipercaya melayani lebih dari 122 juta pelanggan.

Perusahaan penyedia operator selular nomor 7 terbesar di dunia dalam hal jumlah pelanggan ini, sedang membuka lowongan kerja hingga 17 Januari 2017.

Melansir laman recruitment.telkomsel.com, Jumat (30/12/2016), berikut posisi lowongan kerja, persyaratan bagi pencari kerja, dan tata cara pendaftaran:

Fungsi: Great People Trainee Program

Posisi: Telkomsel GREAT People Trainee Program batch VII

Lokasi tes: seluruh Indonesia

Kategori: Fresh Graduate

Persyaratan:

1. Pendidikan S1/S2 jurusan:

Informatika
Ilmu Komputer
Teknik Industri
Teknik Elektro
Manajemen Bisnis
Akuntansi
Hukum
Komunikasi

2. IPK minimal 3,00

3. Memiliki skor TOELF minimal 500/TOEIC minimal 650

4. Usia makimal 26 tahun

5, Tangkas, petualang, inovatif, dan komunikasi

Tata cara pendaftaran:

Jika Anda tertarik dan memenuhi persyaratan, silakan segera melakukan proses pendaftaran yang sudah ditentukan perusahaan, yaitu dikirim via website ke https://recruitment.telkomsel.com

Ingat, pendaftaran lowongan kerja hanya dibuka hingga 17 Januari 2017. (*)

Jumat, 06 Januari 2017

Menganalisa Karakter Diri Sendiri Melalui "Who Moved My Cheese?"





Sudah kodratnya di dunia ini segala sesuatunya tidak pernah pasti. Satu hal yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Begitu pula di dunia pekerjaan tidak pernah ada jaminan bahwa segala sesuatunya akan konstan dan permanen. Lalu bagaimana menyikapinya?

            Ditingkahi tetes-tetes air yang turun vertikal dari langit Lembang, Jawa Barat, sejenak kami dibawa merenungi diri tentang siapa diri kita, terutama dalam konteks pekerjaandi kantor. Audelta Elviezon, sang motivator, dengan gayanya yang lugas memberi ilustrasi yang sangat representatif dengan karakter umum karyawan yang terdapat di dalam perusahaan. 


            Dalam kesempatan itu, ia mengambil rujukan cerita Who Moved My Cheese ? Yang ditulis Spencer Johnson M.D. Di dalam cerita tersebut digambarkan empat tokoh yang memiliki tujuan mencari cheese atau keju, yaitu Sniff, Scurry, Hem dan Haw.
            Sniff dan Scury adalah dua ekor tikus dan Hem dan Haw adalah kurcaci sebesar tikus dan mempunyai sikap mirip manusia zaman sekarang. Keempatnya mencari cheese di Maze yaitu suatu Labirin yang gelap dan sering menyesatkan. Sniff si tukang andus dan Scurry si tukang lacak mulai berlari cepat menyusuri lorong. Dengan menggunakan instingnya, mereka memiliki metode trial and error.
            Seringkali mereka tersesat ke jalan yang salah, tapi mereka terus mencoba mencari jalan yang lain. Sementara Hem dan Haw dengan kemampuan berpikir dan belajarnya juga berusaha mencari keju yang lezat. Akhirnya keempatnya menemukan tumpukan keju di suatu tempat bernama Cheese Station C. Mereka sangat bersukacita dan mulai menikmati kelezatan keju tersebut sepuasnya.
Setelah itu, setiap hari mereka rutin mengunjungi Cheese Station C. Sniff dan Scurry selalu bangun pagi menuju tempat itu, melepas sepatu, mengikat keduanya dan menggantungkan di lehernya, dan sebelum menikmati keju, mereka memeriksa tempat itu apabila ada perubahan.
Hem dan Haw mula-mula juga selalu bangun pagi tapi lama-kelamaan  mereka mulai bangun siang dan berjalan santai.     Kedua tikus kreatif, yakni Sniff dan Scurry selalu menggunakan metode coba-coba yang sederhana dalam menemukan keju baru.
Suatu pagi mereka tiba di Cheese Station C dan menemukan bahwa kejunya tidak ada lagi. Sniff dan Scurry tidak heran, karena mereka telah memperhatikan bahwa dari hari ke hari persediaan keju telah menipis setiap harinya. Secara naluriah, keduanya tahu apa yang harus mereka perbuat. Apa itu ? Segera mencari keju baru di tempat yang lain.
            Lain halnya dengan Hem dan Haw. Ketika mendapati keju-keju itu habis atau hilang di Cheese Station C, mereka sangat terkejut.  “Mana kejunya ? Siapa sih yang memindahkan keju saya ? Kembalikan dong!” Hem berseru marah-marah. Mereka berdiri saja, tidak bisa bergerak seperti patung.
            Sementara, kedua tikus sudah jauh dalam perjalanan mereka. Mereka tidak memikirkan apapun selain mancari keju baru dan akhirnya menemukan “Cheese Station N” baru


            Who Move My Cheese ? Adalah cerita tentang perubahan yang terjadi pada suatu tempat dengan lorong-lorong yang ruwet dimana empat karakter mencari keju. Keempat tokoh ini mencoba mewakili suatu bagian yang sederhana dan kompleks dari diri kita dengan tidak memandang umur, jenis kelamin, ras ataupun kebangsaan.
Sniff digambarkan sebagai seekor dapat 'membaui' perubahan dengan segera. Temannya, Scurry, sesuai dengan namanya selalu sigap dalam mengambil suatu tindakan.
            Sedang kurcaci Hem memiliki sifat selalu menolak dan melawan perubahan yang terjadi sehingga timbul rasa takut yang membawanya ke arah sesuatu yang lebih buruk. Adapun Haw mencoba beradaptasi setiap saat sehingga sesuatu yang lebih baik siap digapainya.
Sementara maze yang dipenuhi labirin menggambarkan tempat kehidupan di luar kita yang penuh kegelapan dan ketidakpastian untuk mancari keju. Maze bisa berarti organisasi tempat kita bekerja, komunitas tempat kita bersosialisasi, bahkan bisa berarti keluarga. Sedangkan keju disini merupakan metafora dari apa yang kita inginkan dalam hidup, bisa berupa pekerjaan, persahabatan, cinta, uang, kemerdekaan, kesehatan, kedamaian , dan lain-lain.
            Kalau begitu, tokoh manakah yang mempresentasikan diri Anda ? Sniff, Scurry, Hem ataukah Haw ? Anda dapat menganalisis diri Anda sendiri.(*)   

Sensasi 'Tak Mau Cek-Out' Landa Tamu Hotel Best Western Premier Panbil Batam Hotel

Akhir pekan menjadi momen yang tepat untuk 'mengasingkan' diri dari keramaian kota. Banyak di antaranya memilih untuk ref...