Jumat, 22 September 2017

Surat Pengungsi Gunung Agung ke Jokowi Jadi Viral


Meningkatnya status Gunung Agung dari dari level III (siaga) ke Level IV (awas) pada Jumat(22/9/2017) menimbulkan kepanikan bagi warga Karangasem yang tinggal di tenda-tenda pengungsian di Kabupaten Gianyar, Bali.

Mengingat saat evakuasi dilakukan tak banyak dari warga yang sempat membawa barang-barang berharga mereka. Seperti makanan dan minuman untuk dikonsumsi oleh keluarga mereka.

Akibatnya banyak diantara para pengungsi sudah mulai dirundung kebingungan akan tidak dapatnya bantuan makanan yang secukupnya dari pemerintah setempat.

Kondisi tersebutlah yang membuat warga Karangasem membuat sebuah surat tanpa dilengkapi dengan nama penulisnya yang meminta bantuan dan ditujukan untuk Presiden Republik Indonesia Jokowi dan diposting di media sosial Facebook.

Sontak surat tersebut pun menjadi viral di beberapa jejaring sosial. Berikut isi dalam surat tersebut sebagaimana dilansir dari akun Facebook bernama Badrun;

Yang Terhormat Bapak Jokowi,

Saya adalah salah satu warga Karangasem Bali. Saya hanya bisa meminta keadilan, karena saya dan ribuan warga Karangasem yang membutuhkan bantuan dari Bapak. Karena banyak pengungsi yang tidak tahgu kepastian akjan kabar meletusnya Gunung Agung Bali.

saya hanya meminta bantuan kepada Bapak untuk semua warga Karangasem yang mengungsi, agar tidak kelaparan dan hidaup layak di pengungsian.

Tertanda


Menurut Ketut Sugiawan, warga Gianyar yang tinggal tidak jauh dari lokasi pengungsian saat dihubungi mengaku surat meminta bantuan kepada Presiden Jokowi tersebut telah diketahuinya sejak kemarin melalui jejaring sosial Facebook.

Baginya, apa yang diminta oleh korban Gunung Agung tersebut sangat wajar. Mengingat mereka tidak membawa makanan dan minuman saat evakuasi dilakukan.

"Kami lihat sangat wajar, mereka membutuhkan bantuan. Semoga saja Pak Jokowi membacanya," terangnya.


 FOTO: IST/Ketut Sugiwa

 Pengungsi Jual Hewan Ternaknya Setengah Harga

Ada sisi lain saat para pengungsi Gunung Agung dievakuasi dari Karangasem ke pengungsian di Gianyar Bali.

Saat tersebut, banyak para pengungsi yang mayoritas bekerja sebagai petani ini menjajakan hewan ternak mereka dengan harga murah kepada warga lainnya. Dintaranya sapi, kambing dan babi dengan harga 50 persen dari harga jual normalnya

"Alasan mereka menjual hewan ternak mereka, agar bisa diurus dan memudahkan mereka saat di pengungsian," jelas Ketut Sugiawan yang akrab dipanggil Bli Iwa ini.

FOTO: IST/Ketut Sugiwa

BNPB Minta Warga Tetap Tenang

Meningkatkatnya level dari siaga menjadi awas pada Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan pengumuman dan imbauan.

Dalam rilis yang diterima, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan agar aktivitas pendaki hingga wisatawan untuk tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 9 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Timur Laut, Tenggara dan Selatan-Baratdaya sejauh 12 kilometer.

Di dalam radius ini tidak boleh ada wisatawan atau aktivitas masyarakat di dalamnya. Dengan adanya perluasan daerah zona berbahaya tersebut maka pengungsi akan bertambah.

BNPB dan BPBD akan mengambil langkah-langkah penanganan antisipasi menghadapi letusan dan penanganan pengungsi terkait dengan peningkatan status Awas dari Gunung Agung.
Kepala BNPB bersama pejabat terkait telah berada di Bali untuk berkoordinasi dengan Gubernur Bali dan Bupati terkait. Posko nasional segera diaktivasi untuk memberikan pendampingan pemerintah daerah.

Bantuan logistik dan peralatan segera didorong ke titik-titik pengungsian. Rapat koordinasi antar kementerian, lembaga dan unsur lainnya akan segera dilakukan.

BNPB dan BPBD sedang menyiapkan rambu-rambu jarak radius yang akan segera dipasang di tempat-tempat strategis agar masyarakat dapat mengetahui posisi di radius aman atau berbahaya.

"Masyarakat dihimbau untuk tenang. Jangan terpancing pada isu-isu yang menyesatkan. Hingga saat ini Gunung Agung belum meletus,"terangnya.
++

Mencari Nemo di Pulau Abang


Akhir pekan dah tiba, berbagai rencana telah matang disusun bersama kawan-kawan. Bagi kamu yang masih bingung mau kemana pada momen libur, tidak ada salahnya Anda menjelajahi keindahan bawah airnya Kota Batam yang berbentuk kalajengking (jika dilihat dari udara), yakni di Pulau Abang.

Pulau yang terletak di sebelah selatan Pulau Batam, Provinsi Kepri ini memiliki keindahan bawah air yang tak kalah dengan beberapa wisata bahari yang ada di Indonesia. Selain murah harganya, untuk menuju ke lokasi tersebut tidaklah sulit.

Untuk menuju ke sana, Anda tinggal menggunakan kendaraan darat menuju Pelabuhan Hasyim yang terletak di Pulau Galang Baru. Kendaraan akan melintasi Jalan Raya Barelang, jalan yang menghubungkan tujuh pulau yakni Pulau Batam - Pulau Tonton - Pulau Setokok - Pulau Rempang - Pulau Galang - Pulau Galang Baru.

Dari Pelabuhan Hasyim dilanjutkan dengan naik perahu motor atau kapal cepat ke Pulau Abang. Total waktu tempuh Batam - Pulau Abang kurang lebih 2 jam.

Bagi kamu yang malas untuk membawa kendaraan tidak usah kahwatir. Karena ada sejumlah travel wisata yang memberikan transportasi dan kemudahan bagi kamu untuk menuju kesana, dan tentunya disesuaikan dengan harga paketnya loh.

Begitu tiba di lokasi ada beberapa kelompok wisatawan yang sama-sama akan berwisata ke Pulau Abang.

Setibanya di Pulau Abang, kami dibawa ke rest house, alias rumah-rumah peristirahatan yang terletak di dekat dermaga. Ada sekitar 4 rumah yang dijadikan tempat beristirahat.

engan satu ruang depan, dua kamar dan satu toilet. Belum ada fasilitas apa-apa, baru sebatas ruangan blong dan plong begitu saja. Tapi lumayan buat beristirahat dan menyimpan barang-barang.

Setelah persipan, kami segera memilih alat snorkeling di halaman sebuah bangunan yang terletak tepat di depan rumah peristirahatan kami. Di sana beberapa warga pulau Abang membantu kami memilih alat yang cocok.

Saat itu hanya life jacket dan fin saja yang dibagikan sedangkan snorkel akan dibagikan nanti di kapal saat tiba di lokasi snokeling. Tujuan snorkeling saat itu adalah Pulau Dedap, pulau dengan tiga gradasi air laut. Dan sudah tau kan selanjutnya, Nyebur, Basah dan ngak mau naik ke perahu begitu melihat keindahan bawah airnya Pulau Abang.

Disini, berbagai jenis terumbu karang dan ikan bisa ditemukan disini. Termasuk Ikan Nemo loh.

Bagi kamu yang traveler bahari atau pencinta wisata air sudah pasti harus mengunjungi tempat ini. yang pasti rekomen banget deh. Disini juga tempat yang sangat cocok untuk dapatin foto bawah air yang keren buat di upload di sosial media kamu.

But... ingat ya, Traveling sah-sah aja asal jangan buang sampah sembarang ke laut ya. Ngak Cool banget deh.

Penasaran? Lihat nih foto-foto kami disana. Tapi maaf ya ngak bisa foto bawah air.. kamera SLR hehehe. Cekidot deh Pokoknya ya .(*)

Kamis, 21 September 2017

Peredaran Narkoba di Batam Bikin Gemes Aparat Keamanan




“Ada 11 negara penyuplai narkoba ke Indonesia. Dan muaranya di Indonesia. Ini fakta yang terjadi saat ini,”

BATAM – Maju dan berkembangnya sebuah daerah pastinya akan memberikan efek positif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya. Terlebih lagi letak geografis yang strategis dan berdekatan dengan beberapa negara maju seperti Singapura dan Malaysia. Seperti yang dialami Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Namun, kondisi ini juga menimbulkan efek negatif yang membuat aparat keamanan dibuat harus bekerja keras untuk memberantasnya.  Yakni masuknya Batam sebagai salah satu daerah di Indonesia dalam hal peredaran narkoba. 

Ketua DPD Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kepri, Samsul Paloh beberapa waktu lalu menegaskan Batam bukan lagi sebagai tempat transit narkoba, melainkan telah menjadi pangsa pasar dan retail peredaran narkoba di Indonesia.
“Batam sudah menjadi tujuan utama dari pangsa pasar narkoba di Indonesia,” terangnya.
Kondisi ini menimbulkan keprihatinan bagi pria asal Makasar ini, mengingat narkoba telah menjadi sebuah wabah yang siap memberangus dan menghancurkan generasi muda yang merupakan penerus bangsa.

“Kondisi ini sudah menjadi sebuah bencana dan siap mengancam bangsa dan negara,” jelasnya lagi. 

Oleh karena itu, dirinya sangat mengharapkan kepada Hakim dan Jaksa untuk berani memberikan vonis yang cukup berat, sehingga menimbulkan efek jera bagi pelakunya. 

“Kita berharap mereka tidak takut, dan bisa memberikan vonis mati kepada tersangka kasus narkoba. Mengingat Hakim menjadi pertahanan terakhir dalam penegakan hukum di Indonesia,”tegasnya.


Apa yang diungkapkan oleh Ketua Granat Kepri bisa dilihat secara langsung dari banyaknya tersangka yang merupakan pengguna, pengedar hingga bandar narkoba yang mendiami lembaga permasyarakatan (LAPAS) Kelas II A Barelang Batam.

Dari 1.368 warga binaan (napi) yang berada di lokasi tersebut, 948 diantaranya terjerat kasus narkoba dengen jenis yang paling diminati mereka adalah Sabu-sabu. Dengan perbandingan jumlah pemakai narkoba jauh lebih besar dari pengedar. 

“Setengah lebih penghuni disini karena kasus Narkoba,” Kata Kepala Lapas Barelang Marlik Subiyanto.

Membludaknya warga binaan kasus narkoba ini, menurutnya lebih disebabkan masa hukuman para warga binaan sebagai pemakai dan pengedar masih sama yakni hanya kurang dari 10 tahun, sehingga lapas mengalami over kapasitas.


Peredaran dan penyelundupan Narkoba di wilayah Batam, Provinsi Kepri juga menjadi perhatian serius Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen (Pol) Budi Waseso

Berdasarkan pengungkapan banyak kasus, Batam menjadi jalur idola untuk menyelundupkan barang haram dari negara tetangga, Malaysia.

“Ada 11 negara penyuplai narkoba ke Indonesia. Dan muaranya di Indonesia. Ini fakta yang terjadi saat ini,” terangnya. 

Pria yang akrab di sapa Buwas ini menegaskan sindikat terbesar sebagai negara penyuplai Narkoba adalah Tiongkok, Afrika dan Amerika latin.

“Sebagai daerah yang terdiri dari banyak pulau-pulau, Batam menjadi daerah paling disukai jaringan internasional untuk menyelundupkan Narkotika. Narkotika dalam jumlah yang cukup banyak diselundupkan melalui jalur resmi dan jalur tidak resmi,"ujar Buwas.

Maraknya peredaran Narkoba di Indonesia, Menurutnya, memang tidak terlepas adanya oknum-oknum dari berbagai lembaga yang terlibat.

Hal tersebut,jelasnya lagi memang sudah menjadi incaran dari jaringan narkoba yang beroperasi di Indonesia sehingga bisnis yang dijalankan bisa lancar.

“Tanpa adanya oknum-oknum yang terlibat tidak mungkin itu terjadi. Jadi butuh komitmen semua lembaga untuk membasminya,” pungkasnya. (*/berbagai sumber/ft:IST)

Minggu, 20 Agustus 2017

Berbekal Teknologi, Telkomsel 'Merah-Putihkan' Pulau Terdepan



Minimnya jaringan telekomunikasi di pulau terdapan menjadi penghambat dalam berbagai hal. NamunTelkomsel mewujudkannya demi NKRI
 
BATAM - Sebagai bentuk kecintaan akan Tanah Air khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Telkomsel tetap berkomitmen untuk melayani Indonesia secara nyata.

Hal ini ditunjukkan dengan penyebaran jaringan yang maksimal hingga ke pelosok negeri. Bahkan telah menjangkau titik-titik terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Salah satunya di Kabupaten termuda di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Anambas dan Natuna. Di Kabupaten ini, Telkomsel memiliki misi sosial yang harus diwujudkan demi terbukanya "isolir komunikasi" di wilayah tersebut.

Mengingat pembangunan infrastruktur Telekomunikasi di pulau terluar merupakan bentuk dukungan Telkomsel terhadap pentingnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal ini perlui diacungi jempol guna menghindarkan "tragedi" Sipadan dan Ligitan tidak kembali terjadi oleh karena minimnya "sentuhan-sentuhan" Merah Putih di wilayah terdepan.

Selain itu, minimnya "belaian" Telekomunikasi menjadi salah satu penyebab minimnya sistim keamanan dalam memberantas aksi-aksi ilegal di pulau-pulau terdepan. Untuk itu, terbuka luasnya akses komunikasi khususnya selular akan sangat membantu pihak keamanan dalam melakukan penjagaan dan pemantauan.

Terlebih lagi, Kepulauan Natuna dan Anambas dikenal sebagai salah satu Kabupaten termuda di Kepri sebagai penghasil Minyak dan Gas.

Dimana cadangan minyak buminya diperkirakan mencapai 14.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680 barel, bahkan Ladang Gas Hidrokarbon terdapat cadangan sebesar 46 trillion cubic feet (TCT) merupakan salah satu sumber terbesar di Asia. (sumber: kontan)

Untuk itu, kehadiran sarana telekomunikasi dari Telkomsel kiranya dapat meningkatkan ketahanan nasional, sekaligus mempersatukan Indonesia yang tersebar di berbagai pulau.
Dengan terbukanya akses telekomunikasi ini, setidaknya dapat membantu TNI, khususnya dalam menunjang berbagai kegiatan operasional tentara bertugas di garda terdepan dalam menjaga keutuhan negara.

Sebelumnya, sebanyak 15 Base Tranceiver Station (BTS) baru telah ditempatkan di Natuna. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 BTS ditempatkan di Kabupaten Natuna yang menjangkau wilayah Pulau Serasan dan Pulau Midai, serta wilayah outer Ranai, termasuk markas baru TNI yang ada di Kompleks Kesatrian Kompi Komposit Marinir TNI AL, Bunguran Selatan.

Kini jumlah BTS yang ada diketahui sebanyak 65 BTS yang terseber di wilayah Natuna. Dari jumlah tersebut, beberapa diantaranya masuk dalam kategori BTS untuk 2G,3G,4G dan USO.

Sementara itu, di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang dahulunya memiliki 15 BTS, kini Telkomsel telah memasang sebanyak 27 BTS dengan kategori 2G,3G,4G dan USO.

Dengan penambahan tersebut, maka secara total keseluruh untuk kedua wilayah tersebet, Telkomsel sudah mengoperasikan 92 BTS. Kesemua BTS tersebut masih menggantungkan kemampuannya kepada
satelit, hal ini jugalah yang membuat Telkomsel berinisiatif untuk terus meningkat penambahan kualitas dan kemampuannya dengan terus membangun jalur radio dari Kabupaten Kambas Kalimantan menuju Pulau Natuna.

Bukan hal mudah perjuangan yang dilakukan Telkomsel untuk menembus batas tapal pulau terdepan tersebut, dibutuhkan komitmen berjiwa Indonesia, untuk terus menyediakan sarana komunikasi di wilayah yang tentunya tidak mudah dalam melakukan pembangunannya.

Saat ini, secara nasional Telkomsel telah mengoperasikan 140.000 BTS yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk juga di daerah terpencil dan pulau terluar serta daerah perbatasan negara.

Dengan demikian, Telkomsel telah sampai ke penjuru Tanah Air dengen menjangkau hingga 97 persen wilayah populasi penduduk Indonesia. Penggelaran yang dilakukan Telkomsel ini tentunya sejalan dengan pertumbuhan masyarakat Indonesia, dengan hadirnya sarana komunikasi Telkomsel telah membuka jembatan komunikasi, informasi keamanan, pendidikan, kesehatan budaya dan mewadahi jalur informasi ekonomi sebagai pengbung satu pelanggan ke pelanggan lainnya, dari satu pengguna kepada pengguna layanan komunikasi lainnya.

Kini layanan 4G LTE Telkomsel telah hadir dan dapat dirasakan oleh masyarakat seluruh Indonesia termasuk Ranai di Kepulauan Natuna dan Anambas yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Dengan maksimalnya pelayan tersebut, membuat jumlah pelanggan Telkomsel terus meningkat seiring berjalannya waktu. Dan layanan Telkomsel tidak hanya berupaya menjaring pelanggan sebanyak- banyaknya, namun Telkomsel tetap memperhatikan aspek kenyamanan yang tetap menjadi tonggak terdalam memberikan layanannya kepada masyarakat Indonesia khususnya.

Sebagaimana dilansir situs resmi Telkomsel, saat ini Telkomsel telah melayani lebih dari 40 jutaan pelangan di Area Sumatera. Dari jumlah tersebut 65 persen diantaranya merupakan pengguna layanan data, dan telah menggunakan layanan 4G LTE. Sehingga kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksipun menjadi lebih baik lagi.

Dengan adanya kualitas layanan komunikasi yang setara dengan kota besar di Indonesia, perluasan penggelaran jaringan layanan Telkomsel di Natuna dan Anambas diharapkan bisa mendukung percepatan pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan.

Selain itu juga, mampu menjadi katalisator dalam mempromosikan potensi daerah ini sekaligus menjadi manfaat bagi daya tarik investasi, peluang usaha, bahkan lapangan kerja baru.(Iman Suryanto)

Rabu, 17 Mei 2017

'Gubernur-KU..Ohh, Gubernur-KU'


Polemik Keputusan Kenaikkan Tarif Dasar Listrik Batam




Polemik kenaikan tarif dasar listrik Batam (TDB) Sebesar 45,5 persen kian menghangat di pergunjingkan di dunia maya, khususnya media sosial.

'Kehangatan' pergunjingan tersebut bukanlah tanpa sebab, mengingat msyarakat Batam merasa di bohongi oleh Gubernurnya sendiri, Nurdin Basirun. Sebelumnya pada Senin (17/4/2017) silam, sejumlah media massa di Kepri menuliskan bahwa Gubernur Kepulauan Riau akan merevisi kembali SK No. 20 Tahun 2017 tentang kenaikan tarif dasar listrik Batam sebesar 45,5%  yang sudah ditandatanganinya pada Maret lalu.

Bahkan mantan Bupati Karimun ini juga mengatakan akan mengajak perwakilan dari masyarakat diajak untuk berbicara supaya tidak ada kebijakan yang mengganggu masyarakat.

Nurdin Basirun pun melanjutkan akan secepat mungkin melakukan kajian terhadap SK Gubernur tersebut, meskipun ia belum bisa memprediksi kapan tenggat waktu pengkajian kebijakan tersebut.

Terkait besaran penurunan, Nurdin Basirun juga belum bisa memastikan besaran penurunannya, namun angka tersebut akan didapatkan usai mengajak masyarakat, Pemko Batam dan Bright PLN Batam mengkaji bersama secara objektif.

"Mereka minta ikut tidak masalah kok, karena ini dari rakyat untuk rakyat. Ya kalau ada peraturan baru yang lama pasti gugur, tidak ada masalah, perubahan kebijakan ini juga sering dilakukan oleh gubernur lainnya, tidak akan membuat marwah Gubernur jatuh. Kita akan duduk bersama, kita berdebat objektif lebih bagus, kasihan rakyat tidak diajakin, kasihan," Jelas Gubernur Nurdin Basirun, Senin (17/4/2017).

Sementara itu, Wali kota Batam, Muhammad Rudi, juga meminta untuk dilibatkan dalam mutuskan kebijakan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) Bright PLN Batam, karena keputusan apapun terkait kebijakan Provinsi sesuai dengan UU No. 23, minimal ada rekomendasi dari Kepala Daerah.

"Selama ini kita tidak dilibatkan, tidak dilibatkan itu bukan kepada pak Gubernur, tapi kepada Kepala PLN, dia hidup ditanah kota Batam, dibawah pemerintahan kota Batam, Undang-undang mengatur kesana, seharusnya kita mengacu kesana dulu. Bahwa rakyat saya inginnya demikian lho, mereka mengaku rugi, ruginya dimana, tak tau saya," Jelas Wako Rudi usai menemui pendemo bersama dengan Gubernur Nurdin Basirun di halaman Pemko Batam.

Namun pada Senin (15/5/2017) lalu, apa yang pernah diucapkan oleh orang nomor satu di Kepri ini kiranya tidak bisa memberikan angin segar   bagi masyarakat Batam. Malahan Nurdin menolak merevisi keputusan yang telah ia buat terkait tarif baru PLN Batam.

”Dengan berbagai pertimbangan, kita sudah membuat kesimpulan terkait persoalan TLB. Yakni tetap berpegang pada keputusan yang sudah kita buat (Pergub, red),” tegas Nurdin saat ditemui di Gedung Daerah, Tanjungpinang, Senin (15/5/2017) usai peringatan Hari Marwah Kepri ke-15.



Sebagaimana dilansir media Jawa Pos, mantan Bupati Karimun ini menjelaskan, sikap tegasnya itu bukan tanpa alasan.

Ia tak ingin pengelolaan listrik Batam diambil alih oleh pusat. Sebab, jika diambil alih pusat, Nurdin beranggapan tarif listrik Batam menjadi lebih mahal karena mengikuti tarif dasar listrik (TDL) PLN Persero.

Menurutnya, persentase kenaikan tarif yang sudah diputuskan merupakan keputusan terbaik.

Dengan demikian, kata Nurdin, kenaikan tahap pertama tetap 30 persen dan tahap berikutnya menjadi 45 persen. Ditegaskannya lagi, keputusan yang dibuatnya juga melihat dari dua sisi.

Baik itu untuk kesejahteraan masyarakat, maupun eksistensi PLN dalam memberikan pelayanan listrik yang prima kepada masyarakat.
”Kita harus sama-sama berpikir jauh ke depan, mengingat listrik adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan saat ini,” papar Nurdin.

Ia juga mengatakan, adanya aksi protes merupakan sesuatu yang wajar.

Pria yang didapuk sebagai Ketua NasDem Kepri tersebut menguraikan, pembahasan TLB sudah melalui proses yang panjang. Yakni lebih kurang satu tahun. Bahkan tarik ulur yang terjadi sudah menguras energi yang cukup banyak.

”Kita harus mengesampingkan ego sentris. Kenaikan sekarang ini, nilainya terasa lebih kecil ke depannya. Tentu bisa disiasati dengan cara berhemat dalam pemakaian energi listrik,” paparnya lagi.

Disinggung kenaikan tahap kedua sebesar 15 persen hingga total menjadi 45 persen pada Juni mendatang, Gubernur menegaskan sudah diputuskan dalam Pergub.

”Batam adalah kota yang maju, tentu lucu apabila listriknya nyala bergilir. Apalagi kekuatan keuangan PLN menyusut,” tutup Nurdin.

Perbedaan komentar yang diungkapkan oragn nomor satu di Kepri ini pun menimbukan gejolak di masyarakat. Bahkan beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) hingga mahasiswa mengritisi sikap Nurdin Basirun yang dianggap 'plin-plan' dan tidak berpihak kepada masyarakat.

Dalam aksi unjukrasanya, mereka menagih janji dari revisi kenaikan tarif listrik tersebut. Bahkan dalam orasinya di depan kantor Pemko Batam, salah seorang orator meminta kepada Gubernur Kepri agar lebih peka sekaligus lebih memperhatikan kesulitan ekonomi yang di rasakan masyarakat saat ini dengan cara merevisi kenaikan tarif listrik di Batam.

Selain itu salah seorang orator juga menambahkan bahwa aksi demo yang mereka lakukan tidak akan berhenti sampai Gubernur menurunkan tarif listrik di batam.

Bahkan Sebanyak 21 LSM yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Petuli Listrik (Ampli) mendatangi Gedung Graha Kepri di Batam, Center, Kota Batam, Selasa (16/5/2017). Mereka menyatakan kekecewaan terhadap Gubernur Kepri Nurdin Basirun karena masih bertahan atas kebijakan kenaikan tarif listrik Batam.

Dalam aksi yang diikuti ratusan masa itu, mereka menuntut agar Gubernur Kepri mencabut kebijakan kenaikan tarif listrik Batam. Massa juga mengancam akan melengserkan gubernur, jika kebijakan itu tidak dicabut.

Pendemo yang juga diramaikan massa Partai NasDem itu juga mengaku kecewa dengan adanya pemberitaan yang mengatakan bahwa Nurdin menolak untuk menurunkan TDL.

Ketua DPW Gerindra Kepri, Iman Setiawan, yang turut dalam demo, mempertanyakan ada apa antara Gubernur dengan PLN. Seharusnya, kata Iman, kebijakan gubernur untuk menyejahterakan masyarakat.

"Kondisi perekonomian yang saat ini makin sulit, seharusnya kebijakan yang dikeluarkan pro terhadap rakyat, bukan malah membuat masyarakat semakin kesulitan. Ini ada apa? Kami minta gubernur bisa langsung memberi penjelasan kepada kami," teriak Iman dalam orasinya.

Sementara itu, anggota DPD RI asal Kepri, Hardi Selamat Hood, yang terlibat langsung pembahasan TLB bersama PLN dan Distamben Kepri tetap mengharapkan Gubernur memperbaiki persentase kenaikan. Dikatakannya pada prinsip mereka mendukung kenaikan TLB. Hanya saja persentasenya yang membuat masyarakat terkejut.

”Pola yang baik harusnya dilakukan dalam tiga tahap. Sehingga tidak membuat masyarakat kaget,” ujar Hardi, kemarin.

Senator dapil Provinsi Kepri itu mengatakan, meskipun kewenangan pembahasannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi, tetapi tidak etis kalau hanya melibatkan tripatrit. Yakni legislatif, yudikatif, dan PLN sendiri. Sementara perwakilan masyarakat tidak dilibatkan.

”Persoalan lainnya adalah tidak adanya proses sosialisasi yang dilakukan. Sekarang timingnya tidak tepat, apalagi di tengah gejolak ekonomi yang tidak menentu,” paparnya.

Lalu Bagaimana pendapat Anda tentang hal ini? Apakah keputusan yang dilakukan oleh Gubernur Kepri tersebut tepat? Semoga saja apapun kepurusan yang diambil oleh Orang nomor satu di Kepri ini benar adanya. (Iman Suryanto/berbagai sumber)


Minggu, 14 Mei 2017

Fasilitas Super Mewah dengan Harga Terjangkau di Vanilla Hotel



Batam - Berada di tengah Kota ternyata tak menyurutkan Vanilla Hotel untuk memberikan yang terbaik bagi wisatawan lokal dan mancanegara saat berkunjung di Kota Batam.

Bernuansa segar hingga dinamis menjadi salah satu poin penting yang dilakukan oleh hotel yang memilik 96 kamar dengan empat tipe pilihan guna menarik wisatawan. Diantaranya Superior, Deluxe, Family Deluxe hingga Grand Deluxe.

Selain itu wisatawan yang menginap di Vanilla Hotel ini bisa memanfaatkan antar jemput 24 jam secara gratis dari Hotel ke Bandara Internasional Hang Nadim (BTH) maupun ke terminal feri Harbour Bay.

General Manager Vanilla Hotel, Madiah mengatakan setiap kamar yang ada di tempatnya memberikan sensasi menginap yang sangat berbeda.

Mengingat setiap kamar memberikan kenyamanan Kamar Superior ber-AC dengan pemandangan kota Batam dan Singapura secara langsung. Sehingga view pada malam hari akan sangat berbeda dan lebih Cozy tentunya.

"Harga kamar yang kita tawarkan mulai dari Rp 358 ribu hingga harga tertinggi Rp 488.000 net dan sudah termasuk sarapan untuk dua orang. Sementara fasilitas penunjang lainnya seperti Kopitiam, restoran & lounge di lantai 7 dan fresh beer & wine di lantai 8,  akan memberikan pengalaman yang berbeda bagi wisatawan,"terangnya.



Sementara itu, Vanilla Hotel yang berada di Jalan pembangunan Blok VI, Penuin Batam juga menawarkan konsep yang berbeda.

Dimana sebuah sistem Parkir Valet disediakan oleh hotel sehingga memudahkan wisatawan maupun tamu yang berkunjung tidak perlu lagi untuk mencari tempat parkir, karena sudah dilakukan oleh petugas valet parkir.

Selain itu, sejumlah promo bertajuk Barbeque Party at 'Undersky' juga ditawarkan untuk wisatawan dan warga Kota Batam guna merasakan sensasi pemandangan cantik Kota Batam dan Singapura pada malam hari dari Skylight Lounge lantai 7 sambil menikmari berbagai jenis makanan BBQ.



Promo ini digelar mulai dari Kamis, Jumat dan Sabtu dengan harga Rp 120 Ribu per orang untuk dewasa dan Rp 50 ribu untuk anak-anak usia 8-12 tahun.

Adapun promo ini berkonsep "all you can eat" yang menyediakam berbagai makanan, mulai dari appetizer, main course, hingga dessert. Pada BBQ corner makanan yang dihadirkan adalah fillet, BBQ chicken wing, hingga tenderloin beef.

Selain unsur makanan, even tersebut juga disetting dengan hangat ditambah dengan hiburan live music.

"Tentunya macam dan jenis makanam yang disajikan lengkap dan bervariasi," ujarnya.

Di Hotel ini juga tersaji menu Italian Food yang disediakan di lantai 2 di Doodle cafe & resto.



Promo Paket Buka Puasa

Menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan, Vanilla Hotel juga memberikan paket berbuka puasa yang bisa di manfaatkan oleh masyarakat khususnya warga muslim.

Dengan harga Rp 85 ribu/ orang, masyarakat yang ingin berbuka puasa menikmati menu pilihan (disesuaikan harinya). Mulai dari Tajil yang berisi Kurma, es cendol hingga berbagai jensi kolak, serta sejumlah Hot Item yang ditawarkan mulai dari Soto madura, Ayam Bakar Sibangkang, Ikan Goreng Balerang, Ayam Rica-rica hingga berbagai jenis sup.

"Untuk promo buka puasa ini, kita memberikan program menarik. Dimana 10 pax free 1 dengan harga Rp 85 ribu per orang,"jelasnya.

Jadi tunggu apalagi, pilih saja Vanilla Hotel Batam untuk menemani liburan Anda bersama teman maupun keluarga.

Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan bisa menghubungi nomor Telepon (0778) 771 1110 atau Email: reservation@vanilla.co.id juga bisa melihat secara langsung di website Vanilla Hotel di www.vanilla.co.id . (Iman Suryanto)

Rabu, 29 Maret 2017

Telkomsel 'Merah-Putihkan' Wilayah Pulau Terdepan (Perbatasan)


BATAM - Sebagai bentuk kecintaan akan Tanah Air khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Telkomsel tetap berkomitmen untuk melayani Indonesia secara nyata melalui penyebaran jaringan selular hingga ke pelosok, bahkan menjangkau titik-titik terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Salah satunya di Kabupaten termuda di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Anambas dan Natuna. Di Kabupaten ini, Telkomsel memiliki misi sosial yang harus diwujudkan demi terbukanya 'isolir komunikasi' di wilayah tersebut. Mengingat pembangunan infrastruktur Telekomunikasi di pulau terluar merupakan bentuk dukungan Telkomsel terhadap kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Seperti kita ketahui bersama, Sipadan dan Ligitan diambil alih oleh negara tetangga Malaysia, karena kurangnya kepedulian terhadap pembangunan. Selain itu, di pulau kecil dan terluar itu selama ini disinyalir seringkali dijadikan sarang penyamun, penyelundupan, bahkan tidak menutup kemungkinan perompak.

Dengan terbukanya akses komunikasi khususnya selular, tentunya akan sangat membantu pihak keamanan untuk melakukan penjagaan dan pemantauan.

Disamping letaknya yang strategis secara geopolitik dan berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan, wilayah Anambas dan Natuna juga dikenal sebagai dengan penghasil Minyak dan Gas.

Dimana cadangan minyak buminya diperkirakan mencapai 14.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680 barel, bahkan Ladang Gas Hidrokarbon terdapat cadangan sebesar 46 trillion cubic feet (TCT) merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.

Untuk itu, kehadiran sarana telekomunikasi dari Telkomsel dapat meningkatkan ketahanan nasional sekaligus mempersatukan Indonesia yang tersebar di berbagai pulau.

Dengan terbukanya akses telekomunikasi ini, setidaknya dapat membantu TNI, khususnya dalam menunjang berbagai kegiatan operasional tentara bertugas di garda terdepan dalam menjaga keutuhan negara.


Sebelumnya, sebanyak 15 Base Tranceiver Station (BTS) baru tekah ditempatkan di Natuna. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 BTS ditempatkan di Kabupaten Natuna yang menjangkau wilayah Pulau Serasan dan Pulau Midai, serta wilayah outer Ranai, termasuk markas baru TNI yang ada di Kompleks Kesatrian Kompi Komposit Marinir TNI AL, Bunguran Selatan.

Sementara, lima BTS sisanya dibangun di Kabupaten Kepulauan Anambas yang melayani Terempa. Disebutkan, dari 15 BTS baru itu, 13 BTS diantaranya merupakan kategori BTS 3G.

Dengan penambahan tersebut, maka Telkomsel secara total telah mengoperasikan 59 BTS, termasuk 22 BTS 3G yang telah menyelimuti area Pulau Natuna dan Anambas.

Sementara, secara nasional Telkomsel telah mengoperasikan 627 Base Transceiver Station (BTS) yang berlokasi di perbatasan Singapura, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, Australia, Filipina, dan Papua Nugini.

Dengan demikian, Telkomsel telah menggelar lebih dari 126.000 BTS hingga penjuru Tanah Air yang menjangkau hingga 95% wilayah populasi penduduk Indonesia. Dari 627 BTS yang berada di perbatasan dengan delapan negara tersebut, 148 di antaranya merupakan BTS 3G yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam mengakses layanan data.

Kini layanan 4G LTE Telkomsel telah hadir dan dapat dirasakan oleh masyarakat seluruh Ibu Kota Kabupaten (IKK) Telkomsel Area Sumatera yang berjumlah sebanyak 154 IKK, termasuk Ranai di Kepulauan Natuna yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Peresmian penggelaran jaringan 4G LTE Telkomsel di seluruh IKK Area Sumatera dilakukan secara bersamaan di Kalianda ,kabupaten Lampung Selatan oleh Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, Direktur Network Telkomsel Sukardi Silalahi dan oleh Direktur Sales Telkomsel Mas’ud Khamid yang berada Jambi.

“Telkomsel konsisten untuk menghadirkan layanan 4G LTE dengan jangkauan yang semakin luas dan kualitas yang semakin baik sesuai harapan pelanggan. Inilah komitmen kami sebagai perusahaan milik bangsa yang secara berkesinambungan terus memperluas coverage layanan 4G untuk hadir melayani negeri hingga ke pelosok termasuk pulau terdepan di Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa. Kami mulai dengan membangun di bagian paling barat Indonesia, di seluruh IKK di Sumatera. Ke depannya, seluruh IKK se-Indonesia yang berjumlah lebih dari 400 IKK akan dapat menikmati layanan internet super cepat ini,” kata Ririek.

Dalam waktu lima bulan terakhir, Telkomsel telah melakukan pembangunan lebih dari 1.000 eNode B atau base transceiver station (BTS) 4G LTE baru di Area Sumatera. Dalam menggelar jaringan 4G, Telkomsel selalu memastikan bahwa konektivitas pelanggan dengan layanan Telkomsel 4G LTE tetap terjaga pada saat beraktivitas baik di lokasi indoor maupun outdoor.

“Kami harap hadirnya layanan 4G LTE di seluruh IKK Area Sumatera akan mendukung pembangunan wilayah ini, sehingga sejajar dengan kota besar lainnya, di mana salah satu indikatornya adalah penerapan teknologi terkini. Kami pun percaya layanan ini akan memberikan dampak yang positif kepada masyarakat, khususnya dalam mencari dan bertukar informasi dengan lebih cepat,” tambah Ririek.




Saat ini Telkomsel telah melayani lebih dari 48 juta pelangan di Area Sumatera, di mana 23 juta di antaranya merupakan pengguna layanan data. Dari jumlah tersebut, sekitar 4,5 juta pelanggan sudah menggunakan layanan 4G LTE.

Dalam kurun waktu setahun, penggunaan layanan data Telkomsel di wilayah ini meningkat 135%, di mana pelanggan paling sering menggunakan layanan data untuk beraktivitas di media sosial, serta menikmati layanan video dan bertukar pesan instan.

Dengan adanya kualitas layanan komunikasi yang setara dengan kota besar di Indonesia, perluasan penggelaran jaringan layanan Telkomsel di Natuna dan Anambas diharapkan bisa mendukung percepatan pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan.

Selain itu juga, mampu menjadi katalisator dalam mempromosikan potensi daerah ini sekaligus menjadi manfaat bagi daya tarik investasi, peluang usaha, bahkan lapangan kerja baru.(*)

Rabu, 22 Maret 2017

Diskusi Peringatan Hari Air Sedunia : Batam Sangat Rentan Alami Krisis Air



* Lindungi Kelestarian Waduk Demi Sumber Resapan Air

bentuk kepedulian akan pentingnya keberadaan air bersih di Batam, Surat Kabar Posmetro Batam menggelar diskusi terbatas dengan tagline "masa depan air kita" di lantai 6 Gedung Graha Pena Batam Centre, Rabu (22/3/2017) pagi.

Diskusi yang bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia dan diperingati setiap tanggal 22 maret ini, menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten. Mulai dari Pejabat di BP Batam, Pemerintah Provinsi Kepri, President Director ATB Ir Benny Andrianto MM serta Kepala PDAM Tirta Kepri.

Forum diskusi yang dikemas dalam bentuk serius tapi santai (Sersan) ini, diwarnai dengan banyaknya sesi tanya dan jawab terkait kondisi air baku di Pulau Batam pada lalu, kini dan masa yag akan mendatang.  

President Director ATB Ir Benny Andrianto MM mengatakan sebagai perusahaan yang mengelola air bersih di Pulau Batam, ATB sendiri memiliki cakupan pelayanan 99,5 persen, kontinuitas air 23,7 jam sehari, tingkat kebocoran 15,28 persen dan jumlah pelanggan saat ini sebanyak 266 ribu pelanggan

"Saya senang diundang dalam diskusi guna memperingati Hari Air se-Dunia,  selama ini yang selalu konsern memperingatinya selalu ATB, dalam bentuk ATB Tournament Futsal Championship. Dengaan adanya diskusi ini diharapkan bisa sama-sama membuat kesadaran bahwa  air itu sebagai hajat hidup orang banyak," jelas Benny Andrianto.

Sebelumnya, tambah Benny, dari apa yang sudah ATB suplai masih ada pelanggan yang belum mendapatkan aliran air selama 24 jam. Dan jumlahnya sekitar setengah persen dari total pelanggan ATB. Seiring berjalannya waktu, jumlah tersebut sudah menurun drastis selama hampir 3-4 tahun terakhir.

"Daerah yang saat ini masih belum mengalir 24 jam umumnya di kawasan Bengkong dan sekitarnya. Namun saat ini kita sudah mengganti sistem rezim operasional suplai baru yang mulai efektif kita jalankan awal maret 2017 lalu.Dan kini wilayah Bengkong sebagian besar sudah teraliri air dengan baik," Tambah Benny.


Dan saat ini, ATB sudah mengaplikasikan sistem baru yang disebut SCADA Terintegrasi. Sistim ini, merupakan satu-satunya di Indonesia dan  saling terintegrasi antar Produksi, Distribusi, NRW dan GIS.

"Teknologi ini satu-satunya di Indonesia, waktu kami melakukan studi komparasi ke Singapura, Malaysia, Philipina dan Thailand, mereka bahkan belum mengaplikasikan apa yang dilakukan ATB. Jadi meskipun tidak sekaya mereka, tapi secara teknologi yang kita miliki tidak ketinggalan," jelasnya.

Benny juga menegaskan, pulau Batam memang sudah mulai mengalami "krisis" air baku, dan akan semakin krisis hingga 2020.

Dengan kebocoran sir sebesar 15 persen, setidaknya bisa membantu. Namun tidak menyelesaikan masalah, karena hanya bisa memperpanjang jatuh tempo krisis air sembari menunggu tambahan ketersediaan air baku.

"Kuncinya adalah air baku, tanpa air baku sehebat apapun perusahaan air tidak akan menyelesaikan masalah. ATB tidak bisa berbuat apa-apa kalau tidak didukung oleh air baku yang memadai. Kalau air laut bisa di jadikan olahan untuk air tawar , namun dampaknya pada harga jual yang tinggi," jelas Benny lagi.

Sementara itu, Robert M Sianipar, Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainnya BP Batam mengatakan, kondisi pulau Batam saat ini sangat sudah rawan akan krisis air bersih, hal ini bisa dilihat pada tahun 2015 ketika terjadi badai Elnino yang mengakibatkan waduk mengalami kekeringan.

"Apa yang harus kita lakukan memang perlu melestarikan waduk yang ada, artinya menjaga daerah tangkapan air hingga menjaga hutan kita," ujar Robert.

Robert juga menjelaskan, secara global, dunia cukup melimpah dengan air, namun hanya sedikit saja yang dibisa dibutuhkan untuk memnuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Termasuk di Batam yang tidak memiliki sumber air, dan hanya mengandalkan curah hujan yang turun.

Saat ini, BP Batam memiliki 8 waduk untuk menampung air hujan. Dari jumlah tersebut, 7 waduk diantaranya berada di Batam dan satu lagi berada di pulau Rempang. Namun, Waduk Baloi saat ini tidak bisa difungsikan lagi, sementara Waduk Tembesi belum bisa digunakan karena masih tahap proses.  

Oleh karena itu, ada peraturan meteri dan diperkuat dengan peraturan kepala BP Batam bahwa daerah tangkapan air tidak boleh ada kegiatan.

"Waduk-waduk di Batam juga sangat perlu dilestarikan agar bisa berfungsi maksimal. Intinya adalah tugas kita bersama masyarakat maupun pemangku kepentingan yang terkait untuk bisa dengan segala upaya menjaga daerah tangkapan air kita," ungkap Robert.

Pemerintah pun mendisain tampungan air yang ada di Batam, hanya bisa memenuhi kebutuhan satu juta orang. Namun kondisi saat ini  jumlah penduduk Batam sudah mencapai 1,2 juta jiwa. Disisi lain, konsumsi air di Batam sudah sangat tinggi di banding negara lain.

Kesempatan diskusi terbatas ini juga di hadiri oleh panelis dan tamu undangan diantarnaya Kepala Bapedal Kota Batam Dendi Purnomo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan provinsi Kepri Abu Bakar. Terdapat juga perwakilan perusahaan air minum kemasan di Batam, Ketua kadin Batam, Yayasan Lembaga Konsumen Batam (YLKB), dan Pers. (*)

Inovasi Mutakhir di Tengah Keterbatasan Air Baku




Beberapa Karyawan ATB menunjukan sistem SCADA yang dimiliki oleh PT Adhya Tirta Batam (ATB) beberapa waktu lalu. Sistim SCADA yang ada di ATB ini sudah Terintegrasi dengna baik untuk Produksi, Distribusi dan Kebocoran. Sistim ini juga merupakan satu-satunya di Indonesia. Foto/Iman Suryanto

 
* ATB Gunakan SCADA Terintegrasi

BATAM – Sebagai kota Industri yang berbatasan dengan dua negara, membuat Pulau Batam menjadi salah satu Kota Metropolis yang berkembang pesat.

Kota berpenduduk 1.164.352 jiwa (data Disdukcapil Batam tahun 2015) atau naik 158 kali lebih besar sejak dibangun oleh BP Batam pada tahun 1970-an ini, terus mengalami lonjakan jumlah penduduk sebanyak 7 hingga 10 persen setiap tahunnya.

Kondisi ini, menimbulkan kebutuhan air bersih yang cukup tinggi di kota berbentuk Kalajengking ini. Sementara Batam hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber air bakunya yang ditampung dalam 5 waduk.

Selain itu, tingginya konsumsi air bersih warga Batam jauh melebihi rata-rata pemakaian kota-kota besar di Indonesia.

Menurut Robert M Sianipar, Deputi IV BP Batam sebagaimana dilansir media cetak mengatakan konsumsi air skala kota besar dalam satu harinya mencapai 150 liter per orang.

Sementara di Batam sendiri mencapai 199 liter perorang dalam satu hari. Sedangkan menurut data di WHO dan Permenkes terkait kebutuhan minimum atas air sebesar 60 liter per orang dalam satu harinya.

“Penggunaan air bersih di Batam sendiri setiap tahunnya selalu bertambah. Pada tahun 2015 mencapai 2.948 liter/detik. Sedangkan pada tahun 2016, mencapai 3.154 liter/detik. Dan diprediksi pada tahun 2017, 2018 dan 2019 pemakaian air di kota Batam bakal mencapai 3.375 liter/detik, 3.611 liter/detik dan 3.864 liter/detik,” terang Robert.

Menyikapi kondisi diatas PT Adhya Tirta Batam (ATB) melakukan langkah-langkah strategis agar dapat memperpanjang masa pakai air baku. Apalagi dengan jumlah pelanggan lebih dari 260 ribu dan cakupan pelayanan sebesar 99,5% tentunya bukan perkara yang mudah. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi angka kebocoran.

Perusahaan air terbaik di Indonesia ini telah mampu menekan angka kebocoran menggunakan berbagai teknologi yang dimiliki hingga mencapai pada posisi yang sangat fantastis. Yakni di angka 15,28 persen pada tahun 2016. Sehingga efisiensi, produktifitas dan efektifitas dalam pengelolaan air bersih bisa lebih optimal.

Dalam era digital teknologi tentunya menjadi hal yang sangat penting buat ATB dalam memanfaatkan sistem teknologi informasi untuk menunjang aktifitas operasionalnya. Salah satu program andalan ATB adalah Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) dan Geographic Information system (GIS) yang sudah terintegrasi dengan baik. Dengan sistem ini, ATB dapat mengontrol kehilangan air dengan basis teknologi informasi.

"Penggunaan SCADA, berfungsi untuk memudahkan pengontrolan tingkat kebocoran air. Sistem yang mulai dibangun sejak 2011 secara bertahap, merupakan sistem unggulan yang dikembangkan oleh karyawan ATB secara langsung. Sistem SCADA yang dimilik ATB ini, sudah terintegrasi dengan baik untuk produksi, distribusi dan pemantauan kebocoran atau NRW. Bahkan sistim ini merupakan satu-satunya di Indonesia," kata Presiden Direktur ATB Ir Benny Andrianto MM.

Selain itu pemanfaatan teknologi juga tampak pada kegiatan operasional lain seperti mobile meter reading untuk pencatatan meter air berbasis layan gerak elektronik, penggunaan Logger untuk mengetahui tingkat tekanan air di suatu wilayah hingga ATB Mobile App yang memberikan kemudahan bagi pelanggan agar bisa mendapatkan informasi tercepat terkait pelayanan ATB.

Sekalipun berbagai terobosan dalam teknologi sudah dilakukan ATB, kebutuhan Batam akan sumber air baku baru sangat penting, dan perlu adanya perhatian serius dari pemerintah.
ATB hanya bertindak sebagai operator yang mengolah air baku menjadi air bersih, kemudian mendistribusikannya kepada pelanggan, sehingga tanggungjawab penyediaan air baku ada di Pemerintah.
"Sehebat-hebatnya ATB dalam mengelola air baku menjadi air bersih, namun apabila tidak ada air baku yang harus diolah maka hal tersebut tidaklah mungkin. Ketersediaan air baku sangat penting untuk keberlangsungan hidup kita semua," kata Enriqo Moreno, Corporate Communication Manager PT Adhya Tirta Batam (ATB).(*)




Jadi Benchmark PDAM Se-Indonesia

Keberhasilan ATB dalam menekan angka kebocoran, penerapan sistem informasi yang sudah terintegrasi dengan baik hingga pelayanan kepada pelanggan menarik PDAM lain di
seluruh Indonesia untuk berkunjung dan belajar secara langsung.

Dalam kegiatan kunjungan tersebut, banyak diantaranya ingin mendapatkan informasi bagaimana cara ATB dalam mengurangi tingkat kebocoran, sambung baru pelanggan, penerapan teknologi SCADA yang terintegrasi dengan GIS sebagai teknologi dalam memonitoring, mengontrol maupun otomasi peralatan operasional baik untuk pengelolaan maupun distribusi air ke pelanggan hingga mengelola air baku yang terbatas.

Menanggapi hal tersebut, Manager Corporate Communication ATB Enriqo Moreno mengapresiasikan apa yang dilakukan oleh perusahan air bersih di beberapa daerah tersebut yang melakukan kunjungan kerja ke ATB.

Namun demikian, apa yang sudah dilakukan oleh ATB tersebut semata-mata guna memberikan yang terbaik bagi pelanggannya.

"Keberhasilan kami, sebenarnya adalah sebuah 'kreatifitas' yang kami lakukan dalam kondisi minim air baku. Meski demikian, hal ini menjadi pemicu untuk kami dalam melakukan yang terbaik," jelas Enriqo.

Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun 2016 ATB telah mendapatkan kunjungan dari puluhan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), lembaga pendidikan, Universitas, Pemerintah Daerah hingga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari seluruh Indonesia.Dengan jumlah keseluruhan mencapai ribuan peserta.

Diantaranya Pemerintah Provinsi Bali, PDAM Way Rilau, PDAM Sibolga, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, PDAM Solo, PDAM Padang, PDAM Boyolali, hingga PDAM Bandar Masih Banjarmasin. Selain itu, ada juga rombongan dari DPD PERPAMSI Jawa Timur, Direktur PDAM kota- kota besar di Indonesia dan CEO Danish Water Technology House (DWTH) Denmark, Omar Christian Thomsen. (*)

Sabtu, 11 Maret 2017

Mandi Air Hangat Saat Malam Sebelum Tidur, Buat Anda Lelap Saat Tertidur


Punya masalah sulit tidur nyenyak di malam hari? Mandilah air hangat, mungkin menjadi solusi yang bisa dicoba.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam US National Library of Medicine, mandi air hangat sebelum tidur bisa membantu Anda lebih mudah tertidur.
Dijelaskan Dr. Dianna Augelli dari Center for Sleep Medicine, mandi sebelum tidur akan membuat suhu tubuh lebih rendah sehingga membuat relaks. 
Ketika tubuh merasa relaks, tidur pun jadi lebih mudah dan berkualitas.
Namun Dianna menyarankan agar tidak mandi air hangat sesaat sebelum Anda akan pergi tidur. Naiknya suhu tubuh justru akan membuat tidur lebih sulit. Baiknya, mandi air hangat dilakukan beberapa saat sebelum tidur.
"Anda jangan menghangatkan tubuh tepat sebelum tidur. Mendinginkan tubuh merupakan sinyal yang memberitahu bahwa kita seharusnya pergi tidur," jelas Dr. Dianna, seperti dikutip dari Women's Health.
Waktu yang optimal untuk mandi air hangat adalah 90 menit sebelum tidur. Dengan begitu tubuh akan memiliki cukup waktu untuk mendinginkan diri sendiri. 
Ketika suhu tubuh turun, maka secara otomatis tubuh akan mengirimkan sinyal ke otak sudah saatnya tidur dan Anda jadi mengantuk.
Kenapa harus air hangat? Sesaat setelah mandi, suhu tubuh akan meningkat sehingga membuat Anda lebih terjaga dan aktif. Di sisi lain, air hangat juga berkhasiat membuat tubuh dan pikiran relaks. 
Seiring berjalannya waktu, tubuh akan melewati proses pendinginan. Sistem tubuh menjadi lebih siap untuk beristirahat ketimbang saat suhu Anda masih hangat. (*/dtk) 

Jumat, 10 Maret 2017

VIDEO:Mau Tahu Berapa Banyak Energi Listrik Saat Kita Menonton TV?



Batam - Banyak orang pasti akan berpikir, semakin lama kita menonton televisi pasti akan membebankan tarif listrik di rumah mereka masing-masing

Padahal hal tersebut tidak terlalu besar. Yuk simak video edukasi terkait hal tersebut di bawah ini:


Saat Cek Laporan Gangguan Suplai, Petugas ATB Temukan Sambungan Ilegal



BATAM - Tim gabungan yang terdiri dari aparat kepolisian dan petugas PT Adhya Tirta Batam (ATB) kembali melakukan pemutusan sambungan ilegal di kawasan Ruko Seruni, Sei Panas, Batam, Jumat(10/3/2017) pagi.

Dari lokasi tersebut, tim menemukan adanya sambungan ilegal  dari pipa ATB ukuran 3/4 ke pipa 1/2 yang kemudian disalurkan ke rumah liar yang ada di belakang kawasan ruko tersebut.

"Pemutusan ini berawal dari adanya informasi warga yang mengeluhkan suplai air yang mengecil dan kerap tidak mengalir pada jam-jam normal," kata Tatot Parijanto, Superintendent Non Revenue Water (NRW) yang dijumpai dilokasi pemutusan.

Tim kemudian turun bersama pengurus rukun warga dan melakukan pengecekan di sekitar lokasi. Namun tim tidak menemukan gangguan suplai air dari pipa ATB.

Bahkan tekanan air sangat kencang  dan cukup untuk menyuplai sejumlah kawasan ruko tersebut.

Setelah diselidiki lebih lanjut, tim akhirnya menemukan adanya sambungan ilegal yang berada di bawah gorong-gorong dan tertutupi oleh semen dan coneblok.

"Begitu tahu langsung kita tandai dan hari ini kita langsung putus sambungan ilegal tersebut. Pengerjaan sambungannya pun terbilang cukup rapi dan tersembunyi," jelas Tatot.



Sementara itu, salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengaku tidak mengetahui kapan dan siapa yang melakukan sambungan ilegal tersebut.

Meski demikian, ia menduga sambungan ilegal tersebut sudah berjalan kurang lebih 4 bulan lamanya. Hal ini berdasarkan data berkurangnya suplai air dari ATB ke kawasan ruko tersebut.

"Awalnya kita menduga ATB tidak menyalurkan air dengan maksimal ke kawasan kita. Namun setelah kita cek ternyata ada sambungan ini. Bahkan dari lokasi sambungannya langsung dialirkan ke rumah liar yang ada di belakang ruko kita ini," jelasnya.


Meski demikian, dirinya tidak berani menuduh siapa pelakunya. Dan yang pasti setelah adanya pemutusan sambungan ilegal ini bisa kembali membuat suplai air menjadi normal kembali.

"Terima kasih Pak, semoga tidak ada lagi yang melakukan sambungan ilegal di kawasan ini. Karena tidak hanya mengganggu suplai ke pelanggan juga merugikan ATB pastinya," terangnya.

Setelah pemutusan, tim legal ATB secara langsung membuat laporan ke polisi agar dapat segera diproses secara hukum.

"Setelah pemutusan ini, akan langsung kita laporkan sehingga menimbulkan efek jera. Dan bagi yang ingin mencoba-coba untuk melakukan sambungan ilegal agar berpikir dua kali. Karena kami akan bertindak tegas," pungkas Tatot. (*)

Rabu, 08 Maret 2017

Demi Listrik 'On' 24 Jam, Warga Batam Ini Berani Bayar Mahal




Batam - Selama puluhan tahun hidup tanpa aliran listrik, membuat warga yang bermukim di Tanjungbanun, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Batam sangat 'memimpikan' adanya aliran listrik dari Bright PLN Batam.

Bahkan warga mengaku rela untuk membayar dengan tarif yang agak tinggi asalkan setiap hari bisa mendapatkan pasokan listrik yang layak.

"Mau tarif nasional, mau tarif PLN Batam, kami bersedia!. Asalkan kami bisa nikmati listrik 24 jam," kata S Panjaitan, warga Tanjungbanun.

Ia juga mengaku saat ini dirinya bersama warga lainnya baru bisa menikmati aliran listrik mulai dari pukul 18.00 WIB hingga 23.00 WIB saja. Itupun dengan daya yang terbatas. Dimana setiap kepala keluarga mendapatkan 'jatah' 2 amper untuk menerangi rumah mereka.

"Sekarang kami pakai genset bantuan pemerintah, hidupnya cuma lima jam saja. Selebihnya nggak ada listrik lagi," Tambah GuruSMK Negeri 6 Batam ini.

Dengan durasi tersebut, jelas Panjaitan lagi, setiap kepala keluarga dikenakan tarif Rp100 ribu sebulan. Tarif itu untuk biaya pembelian bahan bakar genset dan perawatan instalasi serta perawatan mesin.

Sementara untuk fasilitas umum, seperti Masjid, Poliklinik Desa (Polindes) dan jalan masuk ke perkampungan, suami dari bidan desa di Tanjungbanun ini mengatakan masyarakat mendapat bantuan solar cell dari bright PLN Batam, awal 2016 silam, sebanyak enam unit, dan akhir 2016 ditambah enam unit lagi.

"Sebelum ada bantuan itu, Polindes hanya melayani warga siang hari saja, karena kalau malam tak bisa ngapa-ngapain. Tapi berkat bantuan PLN Batam, kini Polindes bisa beroperasi 24 jam," jelasnya.

Pelayanan Polindes untuk masyarakat Tanjungbanun sangat diharapkan warga, mengingat jumlah kepala keluarga yang ada di sana sekitar 300-an.

"Ya, kita nggak tahu kapan musibah itu datang, kadang malam ada warga yang jatuh, luka dan perlu di jahit, atau ada warga yang mau melahirkan, kalau tak ada lampu, mana bisa dilayani. Istri saya dulu kalau nangani pasien saat malam, harus pakai lampu teplok dan lampu senter yang ditempel di jidat, kalau tak seperti itu, ya tak bisa terlayani," jelasnya.



Pihak bright PLN Batam dijelaskan Panjaitan sudah pernah melakukan survey dan pemetaan lokasi untuk penyambungann kabel listrik dari tiang di jalan Trans Barelang, sampai ke Tanjungbanun.

"Tapi sepertinya belum ada tanda-tanda pemasangan, karena memang jarak dari jalan utama itu ke kampung kami sekitar 6 kilometer, butuh sekitar 200 tiang listrik agar kabel sampai ke kampung kami, itu mungkin kendala yang dihadapi PLN Batam, makanya sampai sekarang belum masuk listrik kami," ujar Panjaitan.

Masyarakat Tanjungbanun pun sudah pernah mengajukan pemasangan listrik ini di setiap kali Musrembang tingkat kelurahan dan kecamatan, namun tetap saja belum berhasil.

"Sepertinya sulit betul, karena katanya daerah kami itu masih masuk area kerja PLN Tanjungpinang, jadi urusannya harus ke Tanjungpinang," tutur Panjaitan.

Ia mewakili seluruh masyarakat Tanjungbanun, sangat berharap bantuan dari pemerintah dan bright PLN Batam, untuk terealisasinya penyaluran  energy  listrik sampai ke perkampungan mereka.

Mereka tak ingin lagi hidup dalam kegelapan dan ketakutan, takut dengan ancaman kebakaran, yang sangat dekat dengan mereka dan kapan saja dapat menghampiri mereka.

Sementara itu, Staf Humas Bright PLN Batam, Suprianto menjelaskan, sebagai perusahaan pelayanan publik  dengan slogan mandiri tanpa subsisi tersebut, pihak bright PLN Batam siap mengaliri listrik ke Tanjungbanun dan sekitarnya, seperti yang saat ini sudah dilakukan perusahaan tersebut di Sembulang maupun Belakangpadang.

"Tapi untuk membangun jaringan itukan ada regulasi yang harus dijalani dan biaya, itu yang harus diperhitungkan, mengingat wilayah Tanjungbanun itu masih termasuk wilayah kerja PLN Persero Riau dan Kepulauan Riau," terangnya.

Bright PLN Batam akan berkoordinasi dengan PLN Persero tentang rencana pembangunan instalasi tersebut.

"Bisa misalnya PLN Persero membangun instalasi distribusi, sedangkan PLN Batam yang mengaliri dayanya dengan membangun jaringan  distribusi 20Kv. Atau dibangun bersama-sama," sambungnya.

Atau jika tidak ada titik temu nantinya, kita juga bisa menempatkan mesin pembangkit di sana (Tanjungbanun), cuma kembali lagi, bagaimana mesin pembangkit itu bisa beroperasi, kalau PLN Batam tak bisa membeli bahan bakarnya," sebut pria yang akrab disapa Rian ini.

Salah satu alasan bright PLN Batam mengajukan penyesuaian tarif, dijelakan Rian ya untuk meningkatkan pelayanan hingga ke daerah-daerah pesisir, yang saat ini belum terjangkau oleh bright PLN Batam.

"Kami komitmen akan mengaliri listrik ke pesisir, asalkan kemampuan kami mencukupi untuk hal itu," tegasnya.(*)

Sensasi 'Tak Mau Cek-Out' Landa Tamu Hotel Best Western Premier Panbil Batam Hotel

Akhir pekan menjadi momen yang tepat untuk 'mengasingkan' diri dari keramaian kota. Banyak di antaranya memilih untuk ref...