“Ada
11 negara penyuplai narkoba ke Indonesia. Dan muaranya di Indonesia. Ini fakta
yang terjadi saat ini,”
BATAM
– Maju dan berkembangnya sebuah daerah pastinya akan memberikan efek positif
bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya. Terlebih lagi letak geografis yang strategis dan berdekatan dengan
beberapa negara maju seperti Singapura dan Malaysia. Seperti yang dialami
Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Namun,
kondisi ini juga menimbulkan efek negatif yang membuat aparat keamanan dibuat harus
bekerja keras untuk memberantasnya.
Yakni masuknya Batam sebagai salah satu daerah di Indonesia dalam hal
peredaran narkoba.
Ketua
DPD Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kepri, Samsul Paloh beberapa waktu
lalu menegaskan Batam bukan lagi sebagai tempat transit narkoba, melainkan
telah menjadi pangsa pasar dan retail peredaran narkoba di Indonesia.
“Batam
sudah menjadi tujuan utama dari pangsa pasar narkoba di Indonesia,” terangnya.
Kondisi
ini menimbulkan keprihatinan bagi pria asal Makasar ini, mengingat narkoba telah
menjadi sebuah wabah yang siap memberangus dan menghancurkan generasi muda yang
merupakan penerus bangsa.
“Kondisi
ini sudah menjadi sebuah bencana dan siap mengancam bangsa dan negara,”
jelasnya lagi.
Oleh
karena itu, dirinya sangat mengharapkan kepada Hakim dan Jaksa untuk berani
memberikan vonis yang cukup berat,
sehingga menimbulkan efek jera bagi pelakunya.
“Kita
berharap mereka tidak takut, dan bisa memberikan vonis mati kepada tersangka kasus
narkoba. Mengingat Hakim menjadi pertahanan terakhir dalam penegakan hukum di
Indonesia,”tegasnya.
Apa
yang diungkapkan oleh Ketua Granat Kepri bisa dilihat secara langsung dari
banyaknya tersangka yang merupakan pengguna, pengedar hingga bandar narkoba
yang mendiami lembaga permasyarakatan
(LAPAS) Kelas II A Barelang Batam.
Dari
1.368 warga binaan (napi) yang berada di lokasi tersebut, 948 diantaranya
terjerat kasus narkoba dengen jenis yang paling diminati mereka adalah
Sabu-sabu. Dengan perbandingan jumlah pemakai narkoba jauh lebih besar dari pengedar.
“Setengah
lebih penghuni disini karena kasus Narkoba,” Kata Kepala Lapas Barelang Marlik
Subiyanto.
Membludaknya
warga binaan kasus narkoba ini, menurutnya lebih disebabkan masa hukuman para
warga binaan sebagai pemakai dan pengedar masih sama yakni hanya kurang dari 10
tahun, sehingga lapas mengalami over kapasitas.
Peredaran
dan penyelundupan Narkoba di wilayah Batam, Provinsi Kepri juga menjadi
perhatian serius Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen (Pol)
Budi Waseso.
Berdasarkan
pengungkapan banyak kasus, Batam menjadi jalur idola untuk menyelundupkan
barang haram dari negara tetangga, Malaysia.
Pria yang akrab di sapa Buwas ini menegaskan sindikat terbesar sebagai negara penyuplai Narkoba adalah Tiongkok, Afrika dan Amerika latin.
“Sebagai daerah yang terdiri dari banyak pulau-pulau, Batam menjadi daerah paling disukai jaringan internasional untuk menyelundupkan Narkotika. Narkotika dalam jumlah yang cukup banyak diselundupkan melalui jalur resmi dan jalur tidak resmi,"ujar Buwas.
Maraknya peredaran Narkoba di Indonesia, Menurutnya, memang tidak terlepas adanya oknum-oknum dari berbagai lembaga yang terlibat.
Hal tersebut,jelasnya lagi memang sudah menjadi incaran dari jaringan narkoba yang beroperasi di Indonesia sehingga bisnis yang dijalankan bisa lancar.
“Tanpa adanya oknum-oknum yang terlibat tidak mungkin itu terjadi. Jadi butuh komitmen semua lembaga untuk membasminya,” pungkasnya. (*/berbagai sumber/ft:IST)
joya shoes 802w3tnrql528 joya sko,joya sko,joya skor,Cipő joya,zapatos joya,joya schoenen verkooppunten,Scarpe joya,chaussures joya,joya schuhe wien,joya schuhe joya shoes 348j6muixm260
BalasHapus