Kamis, 21 September 2017

Peredaran Narkoba di Batam Bikin Gemes Aparat Keamanan




“Ada 11 negara penyuplai narkoba ke Indonesia. Dan muaranya di Indonesia. Ini fakta yang terjadi saat ini,”

BATAM – Maju dan berkembangnya sebuah daerah pastinya akan memberikan efek positif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya. Terlebih lagi letak geografis yang strategis dan berdekatan dengan beberapa negara maju seperti Singapura dan Malaysia. Seperti yang dialami Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Namun, kondisi ini juga menimbulkan efek negatif yang membuat aparat keamanan dibuat harus bekerja keras untuk memberantasnya.  Yakni masuknya Batam sebagai salah satu daerah di Indonesia dalam hal peredaran narkoba. 

Ketua DPD Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kepri, Samsul Paloh beberapa waktu lalu menegaskan Batam bukan lagi sebagai tempat transit narkoba, melainkan telah menjadi pangsa pasar dan retail peredaran narkoba di Indonesia.
“Batam sudah menjadi tujuan utama dari pangsa pasar narkoba di Indonesia,” terangnya.
Kondisi ini menimbulkan keprihatinan bagi pria asal Makasar ini, mengingat narkoba telah menjadi sebuah wabah yang siap memberangus dan menghancurkan generasi muda yang merupakan penerus bangsa.

“Kondisi ini sudah menjadi sebuah bencana dan siap mengancam bangsa dan negara,” jelasnya lagi. 

Oleh karena itu, dirinya sangat mengharapkan kepada Hakim dan Jaksa untuk berani memberikan vonis yang cukup berat, sehingga menimbulkan efek jera bagi pelakunya. 

“Kita berharap mereka tidak takut, dan bisa memberikan vonis mati kepada tersangka kasus narkoba. Mengingat Hakim menjadi pertahanan terakhir dalam penegakan hukum di Indonesia,”tegasnya.


Apa yang diungkapkan oleh Ketua Granat Kepri bisa dilihat secara langsung dari banyaknya tersangka yang merupakan pengguna, pengedar hingga bandar narkoba yang mendiami lembaga permasyarakatan (LAPAS) Kelas II A Barelang Batam.

Dari 1.368 warga binaan (napi) yang berada di lokasi tersebut, 948 diantaranya terjerat kasus narkoba dengen jenis yang paling diminati mereka adalah Sabu-sabu. Dengan perbandingan jumlah pemakai narkoba jauh lebih besar dari pengedar. 

“Setengah lebih penghuni disini karena kasus Narkoba,” Kata Kepala Lapas Barelang Marlik Subiyanto.

Membludaknya warga binaan kasus narkoba ini, menurutnya lebih disebabkan masa hukuman para warga binaan sebagai pemakai dan pengedar masih sama yakni hanya kurang dari 10 tahun, sehingga lapas mengalami over kapasitas.


Peredaran dan penyelundupan Narkoba di wilayah Batam, Provinsi Kepri juga menjadi perhatian serius Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen (Pol) Budi Waseso

Berdasarkan pengungkapan banyak kasus, Batam menjadi jalur idola untuk menyelundupkan barang haram dari negara tetangga, Malaysia.

“Ada 11 negara penyuplai narkoba ke Indonesia. Dan muaranya di Indonesia. Ini fakta yang terjadi saat ini,” terangnya. 

Pria yang akrab di sapa Buwas ini menegaskan sindikat terbesar sebagai negara penyuplai Narkoba adalah Tiongkok, Afrika dan Amerika latin.

“Sebagai daerah yang terdiri dari banyak pulau-pulau, Batam menjadi daerah paling disukai jaringan internasional untuk menyelundupkan Narkotika. Narkotika dalam jumlah yang cukup banyak diselundupkan melalui jalur resmi dan jalur tidak resmi,"ujar Buwas.

Maraknya peredaran Narkoba di Indonesia, Menurutnya, memang tidak terlepas adanya oknum-oknum dari berbagai lembaga yang terlibat.

Hal tersebut,jelasnya lagi memang sudah menjadi incaran dari jaringan narkoba yang beroperasi di Indonesia sehingga bisnis yang dijalankan bisa lancar.

“Tanpa adanya oknum-oknum yang terlibat tidak mungkin itu terjadi. Jadi butuh komitmen semua lembaga untuk membasminya,” pungkasnya. (*/berbagai sumber/ft:IST)

1 komentar:

Sensasi 'Tak Mau Cek-Out' Landa Tamu Hotel Best Western Premier Panbil Batam Hotel

Akhir pekan menjadi momen yang tepat untuk 'mengasingkan' diri dari keramaian kota. Banyak di antaranya memilih untuk ref...