Rabu, 22 Maret 2017

Inovasi Mutakhir di Tengah Keterbatasan Air Baku




Beberapa Karyawan ATB menunjukan sistem SCADA yang dimiliki oleh PT Adhya Tirta Batam (ATB) beberapa waktu lalu. Sistim SCADA yang ada di ATB ini sudah Terintegrasi dengna baik untuk Produksi, Distribusi dan Kebocoran. Sistim ini juga merupakan satu-satunya di Indonesia. Foto/Iman Suryanto

 
* ATB Gunakan SCADA Terintegrasi

BATAM – Sebagai kota Industri yang berbatasan dengan dua negara, membuat Pulau Batam menjadi salah satu Kota Metropolis yang berkembang pesat.

Kota berpenduduk 1.164.352 jiwa (data Disdukcapil Batam tahun 2015) atau naik 158 kali lebih besar sejak dibangun oleh BP Batam pada tahun 1970-an ini, terus mengalami lonjakan jumlah penduduk sebanyak 7 hingga 10 persen setiap tahunnya.

Kondisi ini, menimbulkan kebutuhan air bersih yang cukup tinggi di kota berbentuk Kalajengking ini. Sementara Batam hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber air bakunya yang ditampung dalam 5 waduk.

Selain itu, tingginya konsumsi air bersih warga Batam jauh melebihi rata-rata pemakaian kota-kota besar di Indonesia.

Menurut Robert M Sianipar, Deputi IV BP Batam sebagaimana dilansir media cetak mengatakan konsumsi air skala kota besar dalam satu harinya mencapai 150 liter per orang.

Sementara di Batam sendiri mencapai 199 liter perorang dalam satu hari. Sedangkan menurut data di WHO dan Permenkes terkait kebutuhan minimum atas air sebesar 60 liter per orang dalam satu harinya.

“Penggunaan air bersih di Batam sendiri setiap tahunnya selalu bertambah. Pada tahun 2015 mencapai 2.948 liter/detik. Sedangkan pada tahun 2016, mencapai 3.154 liter/detik. Dan diprediksi pada tahun 2017, 2018 dan 2019 pemakaian air di kota Batam bakal mencapai 3.375 liter/detik, 3.611 liter/detik dan 3.864 liter/detik,” terang Robert.

Menyikapi kondisi diatas PT Adhya Tirta Batam (ATB) melakukan langkah-langkah strategis agar dapat memperpanjang masa pakai air baku. Apalagi dengan jumlah pelanggan lebih dari 260 ribu dan cakupan pelayanan sebesar 99,5% tentunya bukan perkara yang mudah. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi angka kebocoran.

Perusahaan air terbaik di Indonesia ini telah mampu menekan angka kebocoran menggunakan berbagai teknologi yang dimiliki hingga mencapai pada posisi yang sangat fantastis. Yakni di angka 15,28 persen pada tahun 2016. Sehingga efisiensi, produktifitas dan efektifitas dalam pengelolaan air bersih bisa lebih optimal.

Dalam era digital teknologi tentunya menjadi hal yang sangat penting buat ATB dalam memanfaatkan sistem teknologi informasi untuk menunjang aktifitas operasionalnya. Salah satu program andalan ATB adalah Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) dan Geographic Information system (GIS) yang sudah terintegrasi dengan baik. Dengan sistem ini, ATB dapat mengontrol kehilangan air dengan basis teknologi informasi.

"Penggunaan SCADA, berfungsi untuk memudahkan pengontrolan tingkat kebocoran air. Sistem yang mulai dibangun sejak 2011 secara bertahap, merupakan sistem unggulan yang dikembangkan oleh karyawan ATB secara langsung. Sistem SCADA yang dimilik ATB ini, sudah terintegrasi dengan baik untuk produksi, distribusi dan pemantauan kebocoran atau NRW. Bahkan sistim ini merupakan satu-satunya di Indonesia," kata Presiden Direktur ATB Ir Benny Andrianto MM.

Selain itu pemanfaatan teknologi juga tampak pada kegiatan operasional lain seperti mobile meter reading untuk pencatatan meter air berbasis layan gerak elektronik, penggunaan Logger untuk mengetahui tingkat tekanan air di suatu wilayah hingga ATB Mobile App yang memberikan kemudahan bagi pelanggan agar bisa mendapatkan informasi tercepat terkait pelayanan ATB.

Sekalipun berbagai terobosan dalam teknologi sudah dilakukan ATB, kebutuhan Batam akan sumber air baku baru sangat penting, dan perlu adanya perhatian serius dari pemerintah.
ATB hanya bertindak sebagai operator yang mengolah air baku menjadi air bersih, kemudian mendistribusikannya kepada pelanggan, sehingga tanggungjawab penyediaan air baku ada di Pemerintah.
"Sehebat-hebatnya ATB dalam mengelola air baku menjadi air bersih, namun apabila tidak ada air baku yang harus diolah maka hal tersebut tidaklah mungkin. Ketersediaan air baku sangat penting untuk keberlangsungan hidup kita semua," kata Enriqo Moreno, Corporate Communication Manager PT Adhya Tirta Batam (ATB).(*)




Jadi Benchmark PDAM Se-Indonesia

Keberhasilan ATB dalam menekan angka kebocoran, penerapan sistem informasi yang sudah terintegrasi dengan baik hingga pelayanan kepada pelanggan menarik PDAM lain di
seluruh Indonesia untuk berkunjung dan belajar secara langsung.

Dalam kegiatan kunjungan tersebut, banyak diantaranya ingin mendapatkan informasi bagaimana cara ATB dalam mengurangi tingkat kebocoran, sambung baru pelanggan, penerapan teknologi SCADA yang terintegrasi dengan GIS sebagai teknologi dalam memonitoring, mengontrol maupun otomasi peralatan operasional baik untuk pengelolaan maupun distribusi air ke pelanggan hingga mengelola air baku yang terbatas.

Menanggapi hal tersebut, Manager Corporate Communication ATB Enriqo Moreno mengapresiasikan apa yang dilakukan oleh perusahan air bersih di beberapa daerah tersebut yang melakukan kunjungan kerja ke ATB.

Namun demikian, apa yang sudah dilakukan oleh ATB tersebut semata-mata guna memberikan yang terbaik bagi pelanggannya.

"Keberhasilan kami, sebenarnya adalah sebuah 'kreatifitas' yang kami lakukan dalam kondisi minim air baku. Meski demikian, hal ini menjadi pemicu untuk kami dalam melakukan yang terbaik," jelas Enriqo.

Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun 2016 ATB telah mendapatkan kunjungan dari puluhan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), lembaga pendidikan, Universitas, Pemerintah Daerah hingga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari seluruh Indonesia.Dengan jumlah keseluruhan mencapai ribuan peserta.

Diantaranya Pemerintah Provinsi Bali, PDAM Way Rilau, PDAM Sibolga, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, PDAM Solo, PDAM Padang, PDAM Boyolali, hingga PDAM Bandar Masih Banjarmasin. Selain itu, ada juga rombongan dari DPD PERPAMSI Jawa Timur, Direktur PDAM kota- kota besar di Indonesia dan CEO Danish Water Technology House (DWTH) Denmark, Omar Christian Thomsen. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sensasi 'Tak Mau Cek-Out' Landa Tamu Hotel Best Western Premier Panbil Batam Hotel

Akhir pekan menjadi momen yang tepat untuk 'mengasingkan' diri dari keramaian kota. Banyak di antaranya memilih untuk ref...