Rabu, 29 Maret 2017

Telkomsel 'Merah-Putihkan' Wilayah Pulau Terdepan (Perbatasan)


BATAM - Sebagai bentuk kecintaan akan Tanah Air khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Telkomsel tetap berkomitmen untuk melayani Indonesia secara nyata melalui penyebaran jaringan selular hingga ke pelosok, bahkan menjangkau titik-titik terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Salah satunya di Kabupaten termuda di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Anambas dan Natuna. Di Kabupaten ini, Telkomsel memiliki misi sosial yang harus diwujudkan demi terbukanya 'isolir komunikasi' di wilayah tersebut. Mengingat pembangunan infrastruktur Telekomunikasi di pulau terluar merupakan bentuk dukungan Telkomsel terhadap kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Seperti kita ketahui bersama, Sipadan dan Ligitan diambil alih oleh negara tetangga Malaysia, karena kurangnya kepedulian terhadap pembangunan. Selain itu, di pulau kecil dan terluar itu selama ini disinyalir seringkali dijadikan sarang penyamun, penyelundupan, bahkan tidak menutup kemungkinan perompak.

Dengan terbukanya akses komunikasi khususnya selular, tentunya akan sangat membantu pihak keamanan untuk melakukan penjagaan dan pemantauan.

Disamping letaknya yang strategis secara geopolitik dan berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan, wilayah Anambas dan Natuna juga dikenal sebagai dengan penghasil Minyak dan Gas.

Dimana cadangan minyak buminya diperkirakan mencapai 14.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680 barel, bahkan Ladang Gas Hidrokarbon terdapat cadangan sebesar 46 trillion cubic feet (TCT) merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.

Untuk itu, kehadiran sarana telekomunikasi dari Telkomsel dapat meningkatkan ketahanan nasional sekaligus mempersatukan Indonesia yang tersebar di berbagai pulau.

Dengan terbukanya akses telekomunikasi ini, setidaknya dapat membantu TNI, khususnya dalam menunjang berbagai kegiatan operasional tentara bertugas di garda terdepan dalam menjaga keutuhan negara.


Sebelumnya, sebanyak 15 Base Tranceiver Station (BTS) baru tekah ditempatkan di Natuna. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 BTS ditempatkan di Kabupaten Natuna yang menjangkau wilayah Pulau Serasan dan Pulau Midai, serta wilayah outer Ranai, termasuk markas baru TNI yang ada di Kompleks Kesatrian Kompi Komposit Marinir TNI AL, Bunguran Selatan.

Sementara, lima BTS sisanya dibangun di Kabupaten Kepulauan Anambas yang melayani Terempa. Disebutkan, dari 15 BTS baru itu, 13 BTS diantaranya merupakan kategori BTS 3G.

Dengan penambahan tersebut, maka Telkomsel secara total telah mengoperasikan 59 BTS, termasuk 22 BTS 3G yang telah menyelimuti area Pulau Natuna dan Anambas.

Sementara, secara nasional Telkomsel telah mengoperasikan 627 Base Transceiver Station (BTS) yang berlokasi di perbatasan Singapura, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, Australia, Filipina, dan Papua Nugini.

Dengan demikian, Telkomsel telah menggelar lebih dari 126.000 BTS hingga penjuru Tanah Air yang menjangkau hingga 95% wilayah populasi penduduk Indonesia. Dari 627 BTS yang berada di perbatasan dengan delapan negara tersebut, 148 di antaranya merupakan BTS 3G yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalam mengakses layanan data.

Kini layanan 4G LTE Telkomsel telah hadir dan dapat dirasakan oleh masyarakat seluruh Ibu Kota Kabupaten (IKK) Telkomsel Area Sumatera yang berjumlah sebanyak 154 IKK, termasuk Ranai di Kepulauan Natuna yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Peresmian penggelaran jaringan 4G LTE Telkomsel di seluruh IKK Area Sumatera dilakukan secara bersamaan di Kalianda ,kabupaten Lampung Selatan oleh Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, Direktur Network Telkomsel Sukardi Silalahi dan oleh Direktur Sales Telkomsel Mas’ud Khamid yang berada Jambi.

“Telkomsel konsisten untuk menghadirkan layanan 4G LTE dengan jangkauan yang semakin luas dan kualitas yang semakin baik sesuai harapan pelanggan. Inilah komitmen kami sebagai perusahaan milik bangsa yang secara berkesinambungan terus memperluas coverage layanan 4G untuk hadir melayani negeri hingga ke pelosok termasuk pulau terdepan di Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa. Kami mulai dengan membangun di bagian paling barat Indonesia, di seluruh IKK di Sumatera. Ke depannya, seluruh IKK se-Indonesia yang berjumlah lebih dari 400 IKK akan dapat menikmati layanan internet super cepat ini,” kata Ririek.

Dalam waktu lima bulan terakhir, Telkomsel telah melakukan pembangunan lebih dari 1.000 eNode B atau base transceiver station (BTS) 4G LTE baru di Area Sumatera. Dalam menggelar jaringan 4G, Telkomsel selalu memastikan bahwa konektivitas pelanggan dengan layanan Telkomsel 4G LTE tetap terjaga pada saat beraktivitas baik di lokasi indoor maupun outdoor.

“Kami harap hadirnya layanan 4G LTE di seluruh IKK Area Sumatera akan mendukung pembangunan wilayah ini, sehingga sejajar dengan kota besar lainnya, di mana salah satu indikatornya adalah penerapan teknologi terkini. Kami pun percaya layanan ini akan memberikan dampak yang positif kepada masyarakat, khususnya dalam mencari dan bertukar informasi dengan lebih cepat,” tambah Ririek.




Saat ini Telkomsel telah melayani lebih dari 48 juta pelangan di Area Sumatera, di mana 23 juta di antaranya merupakan pengguna layanan data. Dari jumlah tersebut, sekitar 4,5 juta pelanggan sudah menggunakan layanan 4G LTE.

Dalam kurun waktu setahun, penggunaan layanan data Telkomsel di wilayah ini meningkat 135%, di mana pelanggan paling sering menggunakan layanan data untuk beraktivitas di media sosial, serta menikmati layanan video dan bertukar pesan instan.

Dengan adanya kualitas layanan komunikasi yang setara dengan kota besar di Indonesia, perluasan penggelaran jaringan layanan Telkomsel di Natuna dan Anambas diharapkan bisa mendukung percepatan pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan.

Selain itu juga, mampu menjadi katalisator dalam mempromosikan potensi daerah ini sekaligus menjadi manfaat bagi daya tarik investasi, peluang usaha, bahkan lapangan kerja baru.(*)

Rabu, 22 Maret 2017

Diskusi Peringatan Hari Air Sedunia : Batam Sangat Rentan Alami Krisis Air



* Lindungi Kelestarian Waduk Demi Sumber Resapan Air

bentuk kepedulian akan pentingnya keberadaan air bersih di Batam, Surat Kabar Posmetro Batam menggelar diskusi terbatas dengan tagline "masa depan air kita" di lantai 6 Gedung Graha Pena Batam Centre, Rabu (22/3/2017) pagi.

Diskusi yang bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia dan diperingati setiap tanggal 22 maret ini, menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten. Mulai dari Pejabat di BP Batam, Pemerintah Provinsi Kepri, President Director ATB Ir Benny Andrianto MM serta Kepala PDAM Tirta Kepri.

Forum diskusi yang dikemas dalam bentuk serius tapi santai (Sersan) ini, diwarnai dengan banyaknya sesi tanya dan jawab terkait kondisi air baku di Pulau Batam pada lalu, kini dan masa yag akan mendatang.  

President Director ATB Ir Benny Andrianto MM mengatakan sebagai perusahaan yang mengelola air bersih di Pulau Batam, ATB sendiri memiliki cakupan pelayanan 99,5 persen, kontinuitas air 23,7 jam sehari, tingkat kebocoran 15,28 persen dan jumlah pelanggan saat ini sebanyak 266 ribu pelanggan

"Saya senang diundang dalam diskusi guna memperingati Hari Air se-Dunia,  selama ini yang selalu konsern memperingatinya selalu ATB, dalam bentuk ATB Tournament Futsal Championship. Dengaan adanya diskusi ini diharapkan bisa sama-sama membuat kesadaran bahwa  air itu sebagai hajat hidup orang banyak," jelas Benny Andrianto.

Sebelumnya, tambah Benny, dari apa yang sudah ATB suplai masih ada pelanggan yang belum mendapatkan aliran air selama 24 jam. Dan jumlahnya sekitar setengah persen dari total pelanggan ATB. Seiring berjalannya waktu, jumlah tersebut sudah menurun drastis selama hampir 3-4 tahun terakhir.

"Daerah yang saat ini masih belum mengalir 24 jam umumnya di kawasan Bengkong dan sekitarnya. Namun saat ini kita sudah mengganti sistem rezim operasional suplai baru yang mulai efektif kita jalankan awal maret 2017 lalu.Dan kini wilayah Bengkong sebagian besar sudah teraliri air dengan baik," Tambah Benny.


Dan saat ini, ATB sudah mengaplikasikan sistem baru yang disebut SCADA Terintegrasi. Sistim ini, merupakan satu-satunya di Indonesia dan  saling terintegrasi antar Produksi, Distribusi, NRW dan GIS.

"Teknologi ini satu-satunya di Indonesia, waktu kami melakukan studi komparasi ke Singapura, Malaysia, Philipina dan Thailand, mereka bahkan belum mengaplikasikan apa yang dilakukan ATB. Jadi meskipun tidak sekaya mereka, tapi secara teknologi yang kita miliki tidak ketinggalan," jelasnya.

Benny juga menegaskan, pulau Batam memang sudah mulai mengalami "krisis" air baku, dan akan semakin krisis hingga 2020.

Dengan kebocoran sir sebesar 15 persen, setidaknya bisa membantu. Namun tidak menyelesaikan masalah, karena hanya bisa memperpanjang jatuh tempo krisis air sembari menunggu tambahan ketersediaan air baku.

"Kuncinya adalah air baku, tanpa air baku sehebat apapun perusahaan air tidak akan menyelesaikan masalah. ATB tidak bisa berbuat apa-apa kalau tidak didukung oleh air baku yang memadai. Kalau air laut bisa di jadikan olahan untuk air tawar , namun dampaknya pada harga jual yang tinggi," jelas Benny lagi.

Sementara itu, Robert M Sianipar, Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainnya BP Batam mengatakan, kondisi pulau Batam saat ini sangat sudah rawan akan krisis air bersih, hal ini bisa dilihat pada tahun 2015 ketika terjadi badai Elnino yang mengakibatkan waduk mengalami kekeringan.

"Apa yang harus kita lakukan memang perlu melestarikan waduk yang ada, artinya menjaga daerah tangkapan air hingga menjaga hutan kita," ujar Robert.

Robert juga menjelaskan, secara global, dunia cukup melimpah dengan air, namun hanya sedikit saja yang dibisa dibutuhkan untuk memnuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Termasuk di Batam yang tidak memiliki sumber air, dan hanya mengandalkan curah hujan yang turun.

Saat ini, BP Batam memiliki 8 waduk untuk menampung air hujan. Dari jumlah tersebut, 7 waduk diantaranya berada di Batam dan satu lagi berada di pulau Rempang. Namun, Waduk Baloi saat ini tidak bisa difungsikan lagi, sementara Waduk Tembesi belum bisa digunakan karena masih tahap proses.  

Oleh karena itu, ada peraturan meteri dan diperkuat dengan peraturan kepala BP Batam bahwa daerah tangkapan air tidak boleh ada kegiatan.

"Waduk-waduk di Batam juga sangat perlu dilestarikan agar bisa berfungsi maksimal. Intinya adalah tugas kita bersama masyarakat maupun pemangku kepentingan yang terkait untuk bisa dengan segala upaya menjaga daerah tangkapan air kita," ungkap Robert.

Pemerintah pun mendisain tampungan air yang ada di Batam, hanya bisa memenuhi kebutuhan satu juta orang. Namun kondisi saat ini  jumlah penduduk Batam sudah mencapai 1,2 juta jiwa. Disisi lain, konsumsi air di Batam sudah sangat tinggi di banding negara lain.

Kesempatan diskusi terbatas ini juga di hadiri oleh panelis dan tamu undangan diantarnaya Kepala Bapedal Kota Batam Dendi Purnomo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan provinsi Kepri Abu Bakar. Terdapat juga perwakilan perusahaan air minum kemasan di Batam, Ketua kadin Batam, Yayasan Lembaga Konsumen Batam (YLKB), dan Pers. (*)

Inovasi Mutakhir di Tengah Keterbatasan Air Baku




Beberapa Karyawan ATB menunjukan sistem SCADA yang dimiliki oleh PT Adhya Tirta Batam (ATB) beberapa waktu lalu. Sistim SCADA yang ada di ATB ini sudah Terintegrasi dengna baik untuk Produksi, Distribusi dan Kebocoran. Sistim ini juga merupakan satu-satunya di Indonesia. Foto/Iman Suryanto

 
* ATB Gunakan SCADA Terintegrasi

BATAM – Sebagai kota Industri yang berbatasan dengan dua negara, membuat Pulau Batam menjadi salah satu Kota Metropolis yang berkembang pesat.

Kota berpenduduk 1.164.352 jiwa (data Disdukcapil Batam tahun 2015) atau naik 158 kali lebih besar sejak dibangun oleh BP Batam pada tahun 1970-an ini, terus mengalami lonjakan jumlah penduduk sebanyak 7 hingga 10 persen setiap tahunnya.

Kondisi ini, menimbulkan kebutuhan air bersih yang cukup tinggi di kota berbentuk Kalajengking ini. Sementara Batam hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber air bakunya yang ditampung dalam 5 waduk.

Selain itu, tingginya konsumsi air bersih warga Batam jauh melebihi rata-rata pemakaian kota-kota besar di Indonesia.

Menurut Robert M Sianipar, Deputi IV BP Batam sebagaimana dilansir media cetak mengatakan konsumsi air skala kota besar dalam satu harinya mencapai 150 liter per orang.

Sementara di Batam sendiri mencapai 199 liter perorang dalam satu hari. Sedangkan menurut data di WHO dan Permenkes terkait kebutuhan minimum atas air sebesar 60 liter per orang dalam satu harinya.

“Penggunaan air bersih di Batam sendiri setiap tahunnya selalu bertambah. Pada tahun 2015 mencapai 2.948 liter/detik. Sedangkan pada tahun 2016, mencapai 3.154 liter/detik. Dan diprediksi pada tahun 2017, 2018 dan 2019 pemakaian air di kota Batam bakal mencapai 3.375 liter/detik, 3.611 liter/detik dan 3.864 liter/detik,” terang Robert.

Menyikapi kondisi diatas PT Adhya Tirta Batam (ATB) melakukan langkah-langkah strategis agar dapat memperpanjang masa pakai air baku. Apalagi dengan jumlah pelanggan lebih dari 260 ribu dan cakupan pelayanan sebesar 99,5% tentunya bukan perkara yang mudah. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi angka kebocoran.

Perusahaan air terbaik di Indonesia ini telah mampu menekan angka kebocoran menggunakan berbagai teknologi yang dimiliki hingga mencapai pada posisi yang sangat fantastis. Yakni di angka 15,28 persen pada tahun 2016. Sehingga efisiensi, produktifitas dan efektifitas dalam pengelolaan air bersih bisa lebih optimal.

Dalam era digital teknologi tentunya menjadi hal yang sangat penting buat ATB dalam memanfaatkan sistem teknologi informasi untuk menunjang aktifitas operasionalnya. Salah satu program andalan ATB adalah Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) dan Geographic Information system (GIS) yang sudah terintegrasi dengan baik. Dengan sistem ini, ATB dapat mengontrol kehilangan air dengan basis teknologi informasi.

"Penggunaan SCADA, berfungsi untuk memudahkan pengontrolan tingkat kebocoran air. Sistem yang mulai dibangun sejak 2011 secara bertahap, merupakan sistem unggulan yang dikembangkan oleh karyawan ATB secara langsung. Sistem SCADA yang dimilik ATB ini, sudah terintegrasi dengan baik untuk produksi, distribusi dan pemantauan kebocoran atau NRW. Bahkan sistim ini merupakan satu-satunya di Indonesia," kata Presiden Direktur ATB Ir Benny Andrianto MM.

Selain itu pemanfaatan teknologi juga tampak pada kegiatan operasional lain seperti mobile meter reading untuk pencatatan meter air berbasis layan gerak elektronik, penggunaan Logger untuk mengetahui tingkat tekanan air di suatu wilayah hingga ATB Mobile App yang memberikan kemudahan bagi pelanggan agar bisa mendapatkan informasi tercepat terkait pelayanan ATB.

Sekalipun berbagai terobosan dalam teknologi sudah dilakukan ATB, kebutuhan Batam akan sumber air baku baru sangat penting, dan perlu adanya perhatian serius dari pemerintah.
ATB hanya bertindak sebagai operator yang mengolah air baku menjadi air bersih, kemudian mendistribusikannya kepada pelanggan, sehingga tanggungjawab penyediaan air baku ada di Pemerintah.
"Sehebat-hebatnya ATB dalam mengelola air baku menjadi air bersih, namun apabila tidak ada air baku yang harus diolah maka hal tersebut tidaklah mungkin. Ketersediaan air baku sangat penting untuk keberlangsungan hidup kita semua," kata Enriqo Moreno, Corporate Communication Manager PT Adhya Tirta Batam (ATB).(*)




Jadi Benchmark PDAM Se-Indonesia

Keberhasilan ATB dalam menekan angka kebocoran, penerapan sistem informasi yang sudah terintegrasi dengan baik hingga pelayanan kepada pelanggan menarik PDAM lain di
seluruh Indonesia untuk berkunjung dan belajar secara langsung.

Dalam kegiatan kunjungan tersebut, banyak diantaranya ingin mendapatkan informasi bagaimana cara ATB dalam mengurangi tingkat kebocoran, sambung baru pelanggan, penerapan teknologi SCADA yang terintegrasi dengan GIS sebagai teknologi dalam memonitoring, mengontrol maupun otomasi peralatan operasional baik untuk pengelolaan maupun distribusi air ke pelanggan hingga mengelola air baku yang terbatas.

Menanggapi hal tersebut, Manager Corporate Communication ATB Enriqo Moreno mengapresiasikan apa yang dilakukan oleh perusahan air bersih di beberapa daerah tersebut yang melakukan kunjungan kerja ke ATB.

Namun demikian, apa yang sudah dilakukan oleh ATB tersebut semata-mata guna memberikan yang terbaik bagi pelanggannya.

"Keberhasilan kami, sebenarnya adalah sebuah 'kreatifitas' yang kami lakukan dalam kondisi minim air baku. Meski demikian, hal ini menjadi pemicu untuk kami dalam melakukan yang terbaik," jelas Enriqo.

Sebagaimana diketahui, sepanjang tahun 2016 ATB telah mendapatkan kunjungan dari puluhan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), lembaga pendidikan, Universitas, Pemerintah Daerah hingga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari seluruh Indonesia.Dengan jumlah keseluruhan mencapai ribuan peserta.

Diantaranya Pemerintah Provinsi Bali, PDAM Way Rilau, PDAM Sibolga, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, PDAM Solo, PDAM Padang, PDAM Boyolali, hingga PDAM Bandar Masih Banjarmasin. Selain itu, ada juga rombongan dari DPD PERPAMSI Jawa Timur, Direktur PDAM kota- kota besar di Indonesia dan CEO Danish Water Technology House (DWTH) Denmark, Omar Christian Thomsen. (*)

Sabtu, 11 Maret 2017

Mandi Air Hangat Saat Malam Sebelum Tidur, Buat Anda Lelap Saat Tertidur


Punya masalah sulit tidur nyenyak di malam hari? Mandilah air hangat, mungkin menjadi solusi yang bisa dicoba.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam US National Library of Medicine, mandi air hangat sebelum tidur bisa membantu Anda lebih mudah tertidur.
Dijelaskan Dr. Dianna Augelli dari Center for Sleep Medicine, mandi sebelum tidur akan membuat suhu tubuh lebih rendah sehingga membuat relaks. 
Ketika tubuh merasa relaks, tidur pun jadi lebih mudah dan berkualitas.
Namun Dianna menyarankan agar tidak mandi air hangat sesaat sebelum Anda akan pergi tidur. Naiknya suhu tubuh justru akan membuat tidur lebih sulit. Baiknya, mandi air hangat dilakukan beberapa saat sebelum tidur.
"Anda jangan menghangatkan tubuh tepat sebelum tidur. Mendinginkan tubuh merupakan sinyal yang memberitahu bahwa kita seharusnya pergi tidur," jelas Dr. Dianna, seperti dikutip dari Women's Health.
Waktu yang optimal untuk mandi air hangat adalah 90 menit sebelum tidur. Dengan begitu tubuh akan memiliki cukup waktu untuk mendinginkan diri sendiri. 
Ketika suhu tubuh turun, maka secara otomatis tubuh akan mengirimkan sinyal ke otak sudah saatnya tidur dan Anda jadi mengantuk.
Kenapa harus air hangat? Sesaat setelah mandi, suhu tubuh akan meningkat sehingga membuat Anda lebih terjaga dan aktif. Di sisi lain, air hangat juga berkhasiat membuat tubuh dan pikiran relaks. 
Seiring berjalannya waktu, tubuh akan melewati proses pendinginan. Sistem tubuh menjadi lebih siap untuk beristirahat ketimbang saat suhu Anda masih hangat. (*/dtk) 

Jumat, 10 Maret 2017

VIDEO:Mau Tahu Berapa Banyak Energi Listrik Saat Kita Menonton TV?



Batam - Banyak orang pasti akan berpikir, semakin lama kita menonton televisi pasti akan membebankan tarif listrik di rumah mereka masing-masing

Padahal hal tersebut tidak terlalu besar. Yuk simak video edukasi terkait hal tersebut di bawah ini:


Saat Cek Laporan Gangguan Suplai, Petugas ATB Temukan Sambungan Ilegal



BATAM - Tim gabungan yang terdiri dari aparat kepolisian dan petugas PT Adhya Tirta Batam (ATB) kembali melakukan pemutusan sambungan ilegal di kawasan Ruko Seruni, Sei Panas, Batam, Jumat(10/3/2017) pagi.

Dari lokasi tersebut, tim menemukan adanya sambungan ilegal  dari pipa ATB ukuran 3/4 ke pipa 1/2 yang kemudian disalurkan ke rumah liar yang ada di belakang kawasan ruko tersebut.

"Pemutusan ini berawal dari adanya informasi warga yang mengeluhkan suplai air yang mengecil dan kerap tidak mengalir pada jam-jam normal," kata Tatot Parijanto, Superintendent Non Revenue Water (NRW) yang dijumpai dilokasi pemutusan.

Tim kemudian turun bersama pengurus rukun warga dan melakukan pengecekan di sekitar lokasi. Namun tim tidak menemukan gangguan suplai air dari pipa ATB.

Bahkan tekanan air sangat kencang  dan cukup untuk menyuplai sejumlah kawasan ruko tersebut.

Setelah diselidiki lebih lanjut, tim akhirnya menemukan adanya sambungan ilegal yang berada di bawah gorong-gorong dan tertutupi oleh semen dan coneblok.

"Begitu tahu langsung kita tandai dan hari ini kita langsung putus sambungan ilegal tersebut. Pengerjaan sambungannya pun terbilang cukup rapi dan tersembunyi," jelas Tatot.



Sementara itu, salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengaku tidak mengetahui kapan dan siapa yang melakukan sambungan ilegal tersebut.

Meski demikian, ia menduga sambungan ilegal tersebut sudah berjalan kurang lebih 4 bulan lamanya. Hal ini berdasarkan data berkurangnya suplai air dari ATB ke kawasan ruko tersebut.

"Awalnya kita menduga ATB tidak menyalurkan air dengan maksimal ke kawasan kita. Namun setelah kita cek ternyata ada sambungan ini. Bahkan dari lokasi sambungannya langsung dialirkan ke rumah liar yang ada di belakang ruko kita ini," jelasnya.


Meski demikian, dirinya tidak berani menuduh siapa pelakunya. Dan yang pasti setelah adanya pemutusan sambungan ilegal ini bisa kembali membuat suplai air menjadi normal kembali.

"Terima kasih Pak, semoga tidak ada lagi yang melakukan sambungan ilegal di kawasan ini. Karena tidak hanya mengganggu suplai ke pelanggan juga merugikan ATB pastinya," terangnya.

Setelah pemutusan, tim legal ATB secara langsung membuat laporan ke polisi agar dapat segera diproses secara hukum.

"Setelah pemutusan ini, akan langsung kita laporkan sehingga menimbulkan efek jera. Dan bagi yang ingin mencoba-coba untuk melakukan sambungan ilegal agar berpikir dua kali. Karena kami akan bertindak tegas," pungkas Tatot. (*)

Rabu, 08 Maret 2017

Demi Listrik 'On' 24 Jam, Warga Batam Ini Berani Bayar Mahal




Batam - Selama puluhan tahun hidup tanpa aliran listrik, membuat warga yang bermukim di Tanjungbanun, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Batam sangat 'memimpikan' adanya aliran listrik dari Bright PLN Batam.

Bahkan warga mengaku rela untuk membayar dengan tarif yang agak tinggi asalkan setiap hari bisa mendapatkan pasokan listrik yang layak.

"Mau tarif nasional, mau tarif PLN Batam, kami bersedia!. Asalkan kami bisa nikmati listrik 24 jam," kata S Panjaitan, warga Tanjungbanun.

Ia juga mengaku saat ini dirinya bersama warga lainnya baru bisa menikmati aliran listrik mulai dari pukul 18.00 WIB hingga 23.00 WIB saja. Itupun dengan daya yang terbatas. Dimana setiap kepala keluarga mendapatkan 'jatah' 2 amper untuk menerangi rumah mereka.

"Sekarang kami pakai genset bantuan pemerintah, hidupnya cuma lima jam saja. Selebihnya nggak ada listrik lagi," Tambah GuruSMK Negeri 6 Batam ini.

Dengan durasi tersebut, jelas Panjaitan lagi, setiap kepala keluarga dikenakan tarif Rp100 ribu sebulan. Tarif itu untuk biaya pembelian bahan bakar genset dan perawatan instalasi serta perawatan mesin.

Sementara untuk fasilitas umum, seperti Masjid, Poliklinik Desa (Polindes) dan jalan masuk ke perkampungan, suami dari bidan desa di Tanjungbanun ini mengatakan masyarakat mendapat bantuan solar cell dari bright PLN Batam, awal 2016 silam, sebanyak enam unit, dan akhir 2016 ditambah enam unit lagi.

"Sebelum ada bantuan itu, Polindes hanya melayani warga siang hari saja, karena kalau malam tak bisa ngapa-ngapain. Tapi berkat bantuan PLN Batam, kini Polindes bisa beroperasi 24 jam," jelasnya.

Pelayanan Polindes untuk masyarakat Tanjungbanun sangat diharapkan warga, mengingat jumlah kepala keluarga yang ada di sana sekitar 300-an.

"Ya, kita nggak tahu kapan musibah itu datang, kadang malam ada warga yang jatuh, luka dan perlu di jahit, atau ada warga yang mau melahirkan, kalau tak ada lampu, mana bisa dilayani. Istri saya dulu kalau nangani pasien saat malam, harus pakai lampu teplok dan lampu senter yang ditempel di jidat, kalau tak seperti itu, ya tak bisa terlayani," jelasnya.



Pihak bright PLN Batam dijelaskan Panjaitan sudah pernah melakukan survey dan pemetaan lokasi untuk penyambungann kabel listrik dari tiang di jalan Trans Barelang, sampai ke Tanjungbanun.

"Tapi sepertinya belum ada tanda-tanda pemasangan, karena memang jarak dari jalan utama itu ke kampung kami sekitar 6 kilometer, butuh sekitar 200 tiang listrik agar kabel sampai ke kampung kami, itu mungkin kendala yang dihadapi PLN Batam, makanya sampai sekarang belum masuk listrik kami," ujar Panjaitan.

Masyarakat Tanjungbanun pun sudah pernah mengajukan pemasangan listrik ini di setiap kali Musrembang tingkat kelurahan dan kecamatan, namun tetap saja belum berhasil.

"Sepertinya sulit betul, karena katanya daerah kami itu masih masuk area kerja PLN Tanjungpinang, jadi urusannya harus ke Tanjungpinang," tutur Panjaitan.

Ia mewakili seluruh masyarakat Tanjungbanun, sangat berharap bantuan dari pemerintah dan bright PLN Batam, untuk terealisasinya penyaluran  energy  listrik sampai ke perkampungan mereka.

Mereka tak ingin lagi hidup dalam kegelapan dan ketakutan, takut dengan ancaman kebakaran, yang sangat dekat dengan mereka dan kapan saja dapat menghampiri mereka.

Sementara itu, Staf Humas Bright PLN Batam, Suprianto menjelaskan, sebagai perusahaan pelayanan publik  dengan slogan mandiri tanpa subsisi tersebut, pihak bright PLN Batam siap mengaliri listrik ke Tanjungbanun dan sekitarnya, seperti yang saat ini sudah dilakukan perusahaan tersebut di Sembulang maupun Belakangpadang.

"Tapi untuk membangun jaringan itukan ada regulasi yang harus dijalani dan biaya, itu yang harus diperhitungkan, mengingat wilayah Tanjungbanun itu masih termasuk wilayah kerja PLN Persero Riau dan Kepulauan Riau," terangnya.

Bright PLN Batam akan berkoordinasi dengan PLN Persero tentang rencana pembangunan instalasi tersebut.

"Bisa misalnya PLN Persero membangun instalasi distribusi, sedangkan PLN Batam yang mengaliri dayanya dengan membangun jaringan  distribusi 20Kv. Atau dibangun bersama-sama," sambungnya.

Atau jika tidak ada titik temu nantinya, kita juga bisa menempatkan mesin pembangkit di sana (Tanjungbanun), cuma kembali lagi, bagaimana mesin pembangkit itu bisa beroperasi, kalau PLN Batam tak bisa membeli bahan bakarnya," sebut pria yang akrab disapa Rian ini.

Salah satu alasan bright PLN Batam mengajukan penyesuaian tarif, dijelakan Rian ya untuk meningkatkan pelayanan hingga ke daerah-daerah pesisir, yang saat ini belum terjangkau oleh bright PLN Batam.

"Kami komitmen akan mengaliri listrik ke pesisir, asalkan kemampuan kami mencukupi untuk hal itu," tegasnya.(*)

Senin, 06 Maret 2017

'Polemik' Rencana Kenaikan Tarif Listrik di Batam. Kadin Batam: Boleh! Ini Syaratnya



Batam - Rencana kenaikkan tarif dasar listrik ditanggapi beragam cara oleh sebagian orang. Ada yang menolak, namun juga ada yang menyetujuinya dengan berbagai persyaratan. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Kadin Batam, Jadi Rajaguguk.

Menurutnya sebelum melakukan kenaikan tarif, PLN Batam harus berdialog terlebih dahulu, baik dengan organisasi dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan maupun Pemerintah di tingkat Kota Batam.

"Boleh naik tarif, tetapi beberapa hal terkait pelayanan untuk masyarakat harus diutamakan. Namun jika hal tersebut tidak diimbangi, pastinya tidak akan mendapat dukungan dari konsumen," kata Jadi sebagaimana dilansir situs online di Batam.

Pemadaman listrik yang disebabkan oleh ketidakmampuan PLN Batam dalam membiayai operasional kiranya jangan sampai menjadi alasan untuk menaikkan tarif listrik.

Terlebih lagi, sebagai perusahaan pelayanan publik, PLN Batam harus mengedepankan pelayanan dibanding instansi lainnya.

"Naik Tarif Oke-oke Saja. Tapi harus dijaga jangan sampai ada pemadaman,"terangnya.



Hal ini sangat penting, mengingat PLN Batam merupakan perusahaan pelayanan publik, sehingga tidak semata mengejar keuntungan saja.

"Target keuntungan itu sudah pasti. Tapi pelayanan kepada masyarakat harus di utamakan,"terangnya.

Semantara itu, Corporate Secretary bright PLN Batam, Samsul Bahri menjelaskan bright PLN Batam akan terus meningkatkan mutu pelayanannya kepada para konsumen dan masyarakat Batam pada umumnya.

Dikatakan Samsul, saat ini hanya tinggal tiga persen saja daerah di Batam yang belum teraliri listrik bright Batam, dan itu merupakan daerah pesisir Rempang, Galang dan pulau-pulau pesisir.

"Kami siap melayani masyarakat pesisir, jika ada permintaan dari pemerintah," jelasnya.

Namun, dijelaskan Samsul, hal itu akan berjalan lancar, jika PLN Batam tak kesulitan membeli bahan bakar, karena yang terjadi saat ini, bright PLN Batam sudah kesulitan biaya untuk membeli bahan bakar, terkait dengan terus meningkatnya harga bahan bakar tersebut.

"Pendapatan yang kami peroleh tetap, namun biaya oprasional untuk belanja bahan bakar terus meningkat, itu yang membuat kami tidak dapat melakukan pengembangan pelayanan terhadap seluruh masyarakat Batam," ujarnya.

Selain itu, Bright PLN Batam juga akan melakukan pengalihan instalasi kabel yang saat ini masih berada di udara (kabel-kabel di tiang listrik) menjadi kabel bawah tanah atau SKTM.

"Kenapa sering terjadi pemadaman? karena intalasi yang digunakan saat ini rentan terhadap gangguan cuaca, petir, hujan, angin termasuk pembangunan-pembangunan gedung. Tapi nanti kalau sudah menggunakan SKTM, gangguan-gangguan cuaca itu bisa teratasi," jelasnya.

Samsul mengatakan sedaya upya bright PLN Batam akan menyamakan tingkat pelayanan PLN Batam dengan pengelola listrik Singapura.

"Di Singapura durasi pemadaman listrik itu sekedipan mata dalam setahun. Itu bisa terjadi lantaran kabel-kabel listrik yang ada di Singapura menggunakan kabel fiber optik yang ditanam di tanah. Makanya kita akan segera melakukan hal yang sama, agar durasi pemadaman menjadi sangat kecil," paparnya.(*)

Sensasi 'Tak Mau Cek-Out' Landa Tamu Hotel Best Western Premier Panbil Batam Hotel

Akhir pekan menjadi momen yang tepat untuk 'mengasingkan' diri dari keramaian kota. Banyak di antaranya memilih untuk ref...